Plak!
Satu tamparan berhasil mengenai rahang tegas milik Farki dan meninggalkan jejak kemerahan disana.
"Awhh..." Idan meringis sambil memegang pipinya melihat Farki yang ditampar oleh Frans.
"Abang!"
"Lafera berhenti!" Ujar Risa.
"Tapi ma—"
"Gak becus kamu sebagai kakak! Kenapa bisa?" Tanya Frans menatap tajam pada Farki.
"Farki salah, Pa. Gak bisa jagain Sekar."
Sekar menggeleng kuat, ini kesalahannya. Kenapa Farki berbohong?
"Enggak! Bukan Abang yang salah, tap—"
"Diam kamu Lafera!" Bentak Frans membuat Sekar menunduk takut. Farki sontak menatap Frans yang berdiri dihadapannya dengan tajam.
"Jangan kasar sama Sekar, Pa!" Tekan Farki.
"Jelasin ke papa, kenapa bisa?"
"Sekar kecelakaan ditabrak motor. Malam itu dia pergi sama—"
"Sama siapa?" Potong Frans. Sekar menggeleng menatap Farki. Tidak, papanya tidak boleh tahu dengan siapa Sekar pergi.
"Jawab Farki!"
"Aksara, pa."
"Siapa Aksara?"
Jantung Sekar berdetak cepat saat melihat Frans memanggil salah satu bodyguard nya.
"Cari tahu siapa Akasa!"
"Baik tuan!"
Sekar menggeleng. Tidak, Aksara tidak boleh diketahui oleh siapapun!
"Pa, ini gak ada hubungannya sama Aksara." Ujar Sekar.
Frans mendekat kearah putrinya, mengelus surai panjang milik Sekar. Frans mengecup pelan kening Sekar yang tertutupi oleh perban, ia rindu dengan putri kecilnya. Tapi ia juga marah karena Farki tak mampu menjaga Sekar, karena pada saat itu Frans telah menawarkan beberapa bodyguard untuk menjaga Sekar. Tapi Farki menolaknya.
"Keputusan papa sudah bulat, Lafera. Kamu istirahat, papa antar ke atas."
"Farki, kamu gak papa nak?" Tanya Risa setelah Frans dan Sekar naik ke atas. Farki menggeleng, dan memeluk Risa. Ia rindu dengan mamanya itu.
"Miss you mom!"
"Miss you too honey!" Balas Risa mengusap lembut punggung Farki, "mama kompres ya, biar gak bengkak?" Farki hanya mengangguk dan mengikuti Risa dari belakang.
"Halo Tante!" Sapa Idan dan Vero.
"Eh, ada kalian. Ada Saga juga?"
"Iya, Tan." Jawab Saga.
"Di mobil ada makanan, ambil aja ya bawa masuk!"
"Siapppp Tante!" Jawab Idan dengan semangat empat lima!
"Makan aja pikiran lo!" Ketus Vero.
🦄🦄🦄
Malam telah tiba. Seorang informan telah kembali tentunya dengan membawa informasi yang dibutuhkan.
Sekar yang baru saja mau turun harus ia urungkan ketika melihat sebuah ruangan yang selama ini tertutup kali ini sudah terbuka. Gadis itu penasaran apa isi dari ruangan itu.
"Papa sabar, pa. Mungkin belum rezeki kita untuk menang lelang itu."
"Permisi tuan."
KAMU SEDANG MEMBACA
SEKARAKSARA (✓) [Revisi]
Teen Fiction[HARAP MEMBACA CHAPTER TERAKHIR DI CERITA INI TERLEBIH DAHULU] -----***----- Ini bukan cerita tentang pertemuan seorang gadis lugu dengan laki-laki bengis dan kejam, dan juga bukan pertemuan antar geng yang kuat serta merebutkan seorang gadis ataupu...