10. Friendship

396 40 3
                                    

Happy reading🧡🧡🧡

Jam istirahat sedang berlangsung di SMA Mandala. Keempat cewek sedang berjalan beriringan di koridor utama. Vio mengernyit heran ketika melihat plester yang tertempel di dahi Sekar.

"Jidat lo kenapa, Kar?" Sekar memegang keningnya.

"Oh ini. Di cium bola kemarin,"

"Nafsuan amat tuh bola nyium lo," ujar Risma.

"Jadi lo gak masuk kemarin karena itu?" Tanya Dea.

"Iya. Ada yang nyariin gue emang?"

"PD banget lo ngarep dicariin," celetuk Vio membuat Sekar memutar malas bola mata coklatnya.

"Jangan salah lo Vi. Bu Linda nyariin Sekar kemarin katanya si mau ngomong penting. Gak tau deh apaan?" Ujar Risma mengingat ketika ia bertemu dengan guru BK itu sewaktu dari kamar mandi.

"Gila! Fans banget tuh guru sama lo,"

"Aduh! Perut gue mules lagi, gue toilet dulu deh. Lo pada duluan aja" ucap Sekar memegangi perutnya, sambil ngacir ke kamar mandi yang berada di ujung koridor.

"Jangan lupa ntar lo nyusul!" Teriak Dea.

🦄🦄🦄

"Vi, lo pesen makan ya," ujar Dea. Vio berdiri dari duduknya dengan malas.

"Mau makan apa lo?"

"Nasi goreng sama jus jeruk" ucap Dea.

"Gue bak.."

"VIOOO!" Teriak Risma yang belum sempat menyebutkan pesanannya tetapi Vio lebih dulu berdiri di stand penjual nasi goreng.

"Kak Alvian sumpah gans banget, anjir!" Ujar Dea terpesona melihat Alvian yang baru saja memasuki kantin.

"Suka lo sama kak Al?" Tanya Risma mengikuti arah pandang Dea.

"Cewek mana si yang gak tertarik sama pesonanya kak Al? Udah ganteng, tinggi, pinter jago basket lagi.. beuhhhh plus banget deh di mata gue!" Jelas Dea dengan tangan yang berada dibawah dagu, tak lupa pandangannya yang tak pernah putus dari Alvian walaupun saat ini laki-laki itu sedang berbicara dengan teman seangkatannya.

"Lo cuman terobsesi doang, De."

"Enak aja lo bilang! Gue suka kak Al semenjak hari pertama MOS,"

"Iyain deh,"

"Hai kak," sapa Dea saat Alvian melewati mejanya. Tak seperti yang Dea harapkan, laki-laki itu hanya melirik tanpa membalas ataupun tersenyum pada Dea. Menampilkan ekspresi datar sedatar datarnya. Membuat Risma yang berada disampingnya menahan tawa agar tak pecah sebelum waktunya.

Dea melirik kebelakang ternyata Alvian bergabung pada meja teman-temannya yang telah menunggunya sedari tadi.

"Ppffftttt..."

"Apa lo?!" Tanya Dea garang melihat Risma yang ingin tertawa lebar disampingnya. Bukan Risma namanya jika ia tak dapat menahan tawanya. Tawa Risma pecah membuat telinga Dea terasa panas mendengarnya.

SEKARAKSARA (✓) [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang