Setelah mengantar Sekar kerumahnya dengan selamat, Aksara kembali ke Warbun untuk menemui teman-temannya yang menunggunya disana.
"Sa, jadi cewek itu yang lo tabrak?" Tanya Dhafa membuka percakapan terlebih dahulu.
"Iya bang"
"Tuh cewek cakep bener! Rada mirip bule gitu mukanya," celetuk Yugo sambil membayangkan wajah Sekar.
"Bener tuh, udah cantik senyumnya manis lagi. Kaya gulali yang kemarin gue makan," sambung Vino yang baru saja memesan teh sisri gula batu.
"Lo berdua aja. Kalau udah cewek kompak!" Protes Roni.
"Tapi bener, Ron. Gue si ngeliatnya iya. Sekar cantik anjir!" Kata Ganesh, "si bos pinter bener kalau nabrak orang! Salut gue,"
"Lo nyindir?" Ujar Aksara menatap Ganesh yang berada dimeja sebelah.
"Ya kagak bos,"
"Cantik cantik tapi aneh," celetuk Joko yang langsung direspon oleh teman-temannya.
"Aneh ngapa?" Tanya Roni sambil menarik satu bungkus kerupuk telunjuk yang tergantung di tiang.
"Dia gak mau terima bandul yang gue kasih. Kayak yang lo semua denger, tuh cewek lebih milih mau nyari," jelas Aksara mengingat kesepakatan mereka sebelum Sekar diantar pulang olehnya.
"Lo bayangin aja. Tuh bandul kecil. Mau cari dimana coba?"
Surya yang sedari tadi hanya menyimak langsung angkat bicara mengingat dirinya juga terlibat dalam kesepakatan mereka dengan Sekar. "Yang lebih anehnya. Tuh cewek gak segan segan lapor polisi kalau bandulnya gak ketemu,"
"Gue rasa tuh cewek gila?" Tebak Reno.
"Tuh cewek gak gila. Lo liat dari seragam sekolahnya," ujar Dhafa menengahi. "Sekolah yang dari dulu jadi saingan sekolah kita,"
"Bener lo bang. Setuju gue sama lo," kata Ganesh. "Elo Ren! Cewek cantik cantik lo katain gila. Yang ada lo yang gila, stres malahan!" Sewot Ganesh.
"Lo semua!" Celetuk Yugo menunjuk semua temannya. "Tadi aja muji Sekar cantik sekarang malah ngatain. Berdosa banget kamu mas,"
"Kecantikan wanita gak menentukan sikap atau sifatnya, bro"
"Tumben lo," kata Reno heran sambil menepuk pundak Surya yang berada tepat disebelahnya.
"Dapat quotes gue dari Ig," jawab Surya dengan menunjukkan isi hp nya.
"Kang copas. Gak kere atip lo,"
Dhafa yang melihat Aksara asik men scroll beranda Instagram nya berucap. "Sa. Lo harus cepet nentuin dari mana kita mulai nyari bandul itu,"
Aksara menatap Dhafa. Tampak berpikir sejenak lalu memanggil Yugo yang asik menuang saos keatas bakwan miliknya.
"Go. Sini lo!"
Yugo buru buru memasukkan satu bakwan kedalam mulutnya. Lalu mengelap tangannya yang berminyak kebelakang celana abu-abu nya.
"Geseran bang," ucap Yugo menepuk pundak Dhafa. Lalu duduk dihadapan Aksara yang menatapnya serius.
"Ntaran, Sa" ucapnya sambil mengunyah bakwannya sampai habis. Lalu dengan kurang ajarnya meneguk cappucino milik Dhafa yang sangat mereka segani.
"Apaan, Sa?"
"Menurut lo tuh bandul jatuh dimana? Yang terakhir megang kan lo,"
"Kayak nya dirumah gue. Coba nanti gue tanya adek gue. Sapa tau dia ngeliat," jawab Yugo membuat Aksara mengangguk paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEKARAKSARA (✓) [Revisi]
Teen Fiction[HARAP MEMBACA CHAPTER TERAKHIR DI CERITA INI TERLEBIH DAHULU] -----***----- Ini bukan cerita tentang pertemuan seorang gadis lugu dengan laki-laki bengis dan kejam, dan juga bukan pertemuan antar geng yang kuat serta merebutkan seorang gadis ataupu...