Happy reading 🧡🧡🧡
🦢🦢🦢
Sekolah adalah masa-masa yang paling indah dan sayang apabila terlewat sehari saja. Terlebih masa yang indah itu berada di bangku menengah atas. Seperti yang Sekar dan teman-temannya rasakan. Saat ini gadis itu berjalan seorang diri menyusuri setiap koridor sekolah. Melihat ke kanan dan ke kiri takut ada muka-muka yang terlewat untuk ia perhatikan.
Sekar itu paling suka ngeliatin orang. Gak tau kenapa gadis itu suka aja. Katanya, setiap orang memiliki daya tarik tersendiri.
Gadis itu pernah duduk di taman sendirian sambil ngeliatin orang yang lewat didepan nya. Dan itu bertahan sampai satu jam.
Kira-kira ada yang sama gak kaya Sekar?
Sesekali gadis itu membalas sapaan dari teman seangkatannya atau menyapa balik temannya itu.
Oh, iya. For your information, Semenjak masuk sekolah, Sekar terkenal sebagai sosok gadis yang ramah. Tujuannya hanya satu, mencari teman sebanyak-banyaknya. Selain itu Sekar juga tergolong tidak pelit soal pelajaran apalagi soal berbagai jawaban. Saking baiknya gadis itu pernah memberikan contekan pada satu kelas yang sedang ujian Fisika. Jadi, tak heran. Bila sehari saja Sekar tidak masuk teman-temannya itu pasti sangat khawatir.
Iya, khawatir. Khawatir gak kedapatan contekan. Wkwkwk
"Eh, udah masuk lo, Kar?" Tanya salah satu cowok yang baru saja lewat di hadapannya. Sekar pernah melihat cowok itu. Cowok itu berasal dari kelas X IPA 2. Kelas tetangga. Kelas yang menjadi langganan untuk IPA 1 meminjam berbagai perlengkapan alat tulis.
"Udah dong, kan gue udah nongol didepan lo," selanjutnya mereka sama sama tertawa.
"Gue duluan!"
"Gue juga,"
Gadis itu tersenyum simpul sambil melanjutkan langkahnya menuju kantin hendak menyusul ketiga sahabatnya itu.
Sekar menuruni anak tangga yang menghubungkan langsung kelantai bawah. Saat ia ingin menginjak anak tangga terakhir tiba-tiba ia mendengar suara yang beberapa Minggu ini tidak ia dengar.
"Al, gue sayang sama lo. Apa gak ada kesempatan untuk gue perbaiki semuanya?"
"Gue janji, Al. Gue janji gak bakal kecewain lo lagi."
Perlahan Sekar turun untuk melihat siapa yang berada disana.
Maapin Sekar, ya? Kepo nya gak bisa ditahan.
Demi kalian juga kok, wkwk. Biar ikutan tau!
"Al, jawab gue! Kenapa sih lo diem aja?" Valin, cewek itu sudah masuk sekolah ternyata.
Niat ingin pergi dan menjauh dari sana. Tapi kaki gadis itu seolah sedang melawan tuannya. Kaki Sekar terasa kaku untuk di ajak melangkah.
Heh, kaki! Lo mau gue diamuk Valin lagi?!
"Al, gue sayang sama lo. Gue tau gue salah, tolong maafin gue, Al!"
"Maaf? Setelah apa yang lo lakuin sama Sekar. Maaf lo bilang!" Kata Alvian membuat Valin terdiam untuk sesaat, bahkan tangan gadis itu sudah mengepal dibawah sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEKARAKSARA (✓) [Revisi]
Dla nastolatków[HARAP MEMBACA CHAPTER TERAKHIR DI CERITA INI TERLEBIH DAHULU] -----***----- Ini bukan cerita tentang pertemuan seorang gadis lugu dengan laki-laki bengis dan kejam, dan juga bukan pertemuan antar geng yang kuat serta merebutkan seorang gadis ataupu...