Prolog

4.2K 138 1
                                    

Warbun. Warung sederhana dengan tonggak kayu sebagai penyanggah dan satu tiang berdiri kokoh ditengah yang dikelilingi berbagai macam jenis kerupuk mulai dari harga 500-an sampai 5000-an dengan bungkus besar. Sembilan orang laki-laki sudah duduk melingkar mengelilingi meja bundar dan dua orang perempuan yang berada ditengah-tengah mereka.

"Bunda, mi goreng satu. Pakai kerupuk udangnya dua!" Ucap salah satu dari mereka.

"Mi terus makanan lo, Vin. Tuh usus masih sehat?" Tanya Ganesh, "tapi saya juga lah, Bun. Samain kaya punya Vino."

Bunda hanya mengangguk pertanda ia segera menyiapkan pesanan bagi pelanggan setianya.

"Guys. Main truth or dare, gimana?" Ucap salah satu cewek yang mengenakan bandana pink bermotif polkadot dikepalanya.

Roni yang sedari tadi memakan kerupuk, buru buru membersihkan tangannya dan beranjak menuju kebelakang Warbun untuk mengambil sebuah botol.

"Gue setuju!" Ucap Roni sambil meletakkan botol kosong berwarna putih diatas meja. Sedangkan yang lain hanya mengangguk sebagai jawaban.

Gadis itu mulai memutar botol yang diletakkan ditengah meja, botol itu berhenti tepat disalah satu cowok yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya.

"Wih.. si bos pembukaan!" Celetuk laki-laki berkulit coklat yang berhadapan langsung dengan orang yang ia sebut bos.

Laki-laki yang dijari kelingkingnya melingkar cincin karet berwarna hitam menatap malas pada gadis yang sudah memulai permainan konyol yang menurutnya hanya membuang-buang waktu saja.

"Truth or dare?"

"Dare!"

SEKARAKSARA (✓) [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang