32. Pengebumian

293 29 0
                                    

Halo semuanya!🧡

Happy reading, yes!🐊

"Kok gak ada?" Tanya Sekar mencari seseorang dibelakang Saga. Laki-laki berambut coklat itu tahu siap yang adiknya cari saat ini.

"Di rumah," mendadak nada bicara Saga berubah menjadi dingin dan ketus. Sekar menghela nafasnya. Tiba-tiba ia teringat akan satu hal yang amat penting untuk ia sampaikan.

"Kak Saga?"

"Kenapa,hm? Tangannya sakit?"

Sekar menggeleng, wajahnya berubah sendu. "Mama Valin, kak"

"Mama Valin udah gak ada,"

Saga terpaku mendengarnya. Lalu mengusap wajahnya dengan satu tangannya. Memegang bahu Sekar yang mulai bergetar menahan tangis. "Kita pulang dulu. Besok kita liatin Valin."

"Gue pasti lakuin dere itu!"

"..."

"Secepatnya!"

Aksara mematikan sambungan telepon nya. Berbalik badan dan terkejut ketika yang dilihatnya adalah Sekar dan Saga.

"Se-sekar!"

"Lo denger?" Tanya Aksara

Sekar menggeleng, "e-enggak. Gue gak denger,"

Aksara menghela nafas lega.

"Sekar, masuk!" Kata Saga membukakan pintu mobilnya untuk Sekar. Saat ini mereka sedang berada di area parkir rumah sakit.

"Gue duluan, Aksa"

"Hati-hati,"

Sekar hanya mengangguk, menatap dalam manik Aksara. Seolah menyampaikan sesuatu melalui tatapan itu.

"Gue duluan!" Kata Saga setelah menutup pintu mobil.

"Hati-hati bang,"

🐊🐊🐊

Sekar membuka matanya saat mendengar kicauan burung yang berasal dari pohon besar disamping kamarnya. Kicauan itu seperti alarm dari semesta untuk membangunkannya di pagi ini.

Sekar mendudukkan dirinya ditepi tempat tidur, badannya terasa pegal pagi ini. Mungkin faktor berkelahi semalam, pikirnya.

"Astaga, Abang!" Sekar mengelus dadanya saat melihat Farki yang duduk di kursi meja belajarnya.

Dari kapan abangnya itu berada disana?

Farki bangkit dari duduknya, berdiri dihadapan Sekar lalu mengelus rambut indah adiknya. Perasaan bersalah kembali datang padanya saat melihat tangan kiri Sekar yang berbalut perban. Matanya menyipit melihat luka di pelipis adiknya.

Farki menarik Sekar kedalam pelukannya. "maafin Abang ya?"

"Abang janji gak bakal nyakitin kamu lagi,"

Sekar melingkarkan tangannya di pinggang Farki. Menghirup dalam-dalam aroma maskulin yang berasal dari tubuh tegap milik Farki.

SEKARAKSARA (✓) [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang