Halo!💚💚💚
Apa kabar kalian?
Coba sebutin emoj kesukaan kalian apa?
🤪🐊
🥰
😍
🤗
🧡
💙
🤑
Happy reading 🧡🧡🧡
🦢🦢🦢
Laki-laki pemilik rambut hitam legam itu berjalan paling depan dengan gagah serta pandangan sedingin salju seolah sedang memimpin sebuah pasukan tempur. Di sampingnya sudah ada Saga pemilik mata elang yang berjalan dengan wajah datar tak berekspresi sedikitpun. Sementara dibarisan kedua sudah ada dua sejoli yang paling suka bercanda tak tau tempat itu. Tapi kali ini senyawa humoris yang berada didalam diri keduanya seolah menghilang entah kemana. Mereka sama sama berekspresi serius, bahkan senyuman yang menawan milik Vero serta senyum manis milik Idan kini seolah lenyap dalam hitungan detik. Dibelakang mereka satu orang berbaju hitam lengkap dengan kacamata hitam nya berjalan tegap layaknya seorang bodyguard.
Farki melewati sekian banyak pintu dilantai kedua rumahnya. Tepat dua pintu disamping kamar adiknya, Farki beserta sahabatnya memasuki ruangan itu.
Disana tersedia satu meja berukuran besar serta beberapa kursi mengisi setiap sisi kanan dan kiri meja. Ruangan itu tampak seperti sebuah ruangan rapat pribadi milik keluarga Alantra. Tiga orang berbaju sama dengan laki-laki berperawakan tidak terlalu tinggi yang datang bersama Farki tadi sudah menunggu disana. Mereka menunduk hormat ketika Farki memasuki ruangan itu.
Pintu telah tertutup saat Idan menyuruh laki-laki tadi melalui lirikan matanya.
Empat informan dengan pakaian serba hitam berbaris rapi dihadapan Farki. Disebelah Farki telah berdiri Saga diikuti Idan dan Vero yang sama sama berdiri tegap menatap keempat informan dihadapannya.
"Mana bukti yang lainnya?" Kata Farki menatap satu persatu informannya.
Informan yang dapat diperkirakan berusia tiga puluh tahunan yang berdiri dipinggir kanan maju selangkah lalu menunjukkan ponselnya yang memperlihatkan sebuah foto perempuan bersama seorang laki-laki yang mengenakan Hoodie hitam, serta kacamata dan topi untuk menutupi kepalanya tak lupa mengenakan masker agar tak ada yang mengenalinya. Semetara perempuan itu mengenakan kacamata hitam dan juga masker yang sedang memberikan satu amplop kepada laki-laki dihadapannya.
Farki mengernyit berusaha mengenali siapa perempuan itu. Seolah perempuan itu sudah menyiapkannya dengan sangat detail agar tak ada satu orang pun yang mengenali dirinya. Farki menunjukkan ponsel itu pada Saga.
Saga langsung menatap tajam pada informan di depannya. Laki-laki itu kurang puas dengan informasi yang diberikan. "Siapa?" Nada yang rendah namun penuh intimidasi menambah aura menyeramkan di ruangan yang dipenuhi dengan tujuh orang itu.
"Maaf tuan. Tapi saya tidak mengenali siapa perempuan itu."
"KENAPA GAK LO CARI HA!" Bentak Farki membuat informan dihadapannya terkejut. Emosinya memuncak ketika mendengar jawaban yang tak berbobot dari informan yang sudah dibayarnya dengan mahal.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEKARAKSARA (✓) [Revisi]
Novela Juvenil[HARAP MEMBACA CHAPTER TERAKHIR DI CERITA INI TERLEBIH DAHULU] -----***----- Ini bukan cerita tentang pertemuan seorang gadis lugu dengan laki-laki bengis dan kejam, dan juga bukan pertemuan antar geng yang kuat serta merebutkan seorang gadis ataupu...