Happy reading 🧡🧡
"Eh lo kenapa?"
"Bangun woi,"
"Ck. Pingsan lagi!"
Alvian menatap sekeliling. Tak ada siapapun yang bisa ia mintai tolong, mau tak mau ia harus membawa Sekar pulang kerumah nya. Beruntung jarak rumahnya tak jauh dari tempat Sekar pingsan. Alvian membopong tubuhnya. "Nih cewek berat juga,"
Alvian mendorong kasar pintu rumahnya, Rita yang merupakan mama Alvian dibuat terkejut dengan kedatangan anaknya menggendong seorang cewek yang tak ia kenal.
"Siapa dia, Al?"
"Tolongin, Al dulu bunda."
Rita segera membuka kamar tamu. Alvian langsung membaringkan Sekar ditempat tidur.
"Bunda tinggal buat teh anget sebentar,"
"Makasih bunda."
Alvian meraba saku celananya, mencari nama Farki di kolom pencarian teleponnya. Beberapa saat kemudian ia melihat jam yang tertempel di dinding. 11.30 kapten basketnya itu pasti sedang belajar sekarang. Alvian mengurungkan niatnya. Laki-laki itu menatap wajah pucat Sekar yang tertidur dengan pulas. Seulas senyum tipis terbit dibibir nya. Keningnya berkerut bingung ketika melihat balutan perban melingkar menutupi keningnya, tangannya terangkat mengelus pelan dahi Sekar. "Cewek batu kayak lo bisa luka juga ternyata," ucapnya pelan diakhiri kekehan kecil setelahnya.
"Alvian." Laki-laki itu menoleh dan melihat Rita yang berdiri diambang pintu membawa segelas teh hangat ditangannya.
"Bunda, udah dari kapan berdiri disana?"
Rita tersenyum sesaat, "barusan aja"
"Kamu kenal dia?" Tanya Rita setelah meletakkan teh hangatnya di atas nakas.
"Adik kelas Al, bunda"
Rita manggut-manggut mendengarnya, "pantesan care banget. Orangnya aja cantik gini," goda Rita berhasil membuat Alvian salah tingkah mendengarnya.
"Bunda tinggal dulu ya,"
🦄🦄🦄
Aksara bangkit dan segera menuju ke motor nya dan memakai helm full face miliknya. Ia segera melaju berniat mencari keberadaan Sekar saat ini. Ia yakin gadis itu belum jauh dari area taman, jadi ia yakin bisa menemukan Sekar secepatnya ditambah kondisi gadis itu yang sedikit pucat bisa gawat jika terjadi apa apa dengannya. Lima menit ia melihat orang-orang yang berlalu lalang di trotoar jalan, namun ia tak menemukan keberadaan Sekar. Aksara berdecak kesal ditempatnya. Lalu mematikan motornya dan turun dengan niat bertanya pada salah satu pejalan kaki yang lewat.
"Permisi Bu,"
"Kenapa dek?"
"Ibu tadi ada liat cewek yang kepalanya diperban, lewat sini gak?"
"Gak ada cewek yang lewat sini kaya yang kamu bilang,"
"Makasih Bu,"
Aksara mengacak rambutnya frustasi. Sekali lagi Sekar berhasil membuatnya uring-uringan.
"Kemana sih tuh cewek angsa?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
SEKARAKSARA (✓) [Revisi]
Novela Juvenil[HARAP MEMBACA CHAPTER TERAKHIR DI CERITA INI TERLEBIH DAHULU] -----***----- Ini bukan cerita tentang pertemuan seorang gadis lugu dengan laki-laki bengis dan kejam, dan juga bukan pertemuan antar geng yang kuat serta merebutkan seorang gadis ataupu...