I_EQ 29 { THEY ARE SAFE? #2 }

6 1 0
                                    

Shadan mengotak-ngatik laptopnya, ia khawatir karena sedari tadi ia kehilangan kontak dengan Natta, Cika, dan Nauval. Sangat mencurigakan kehilangan sinyal didaerah seperti ini. Apa mungkin terjadi sesuatu pada mereka?

Baru saja Shadan akan keluar dari mobil. Tapi, Varrel buru-buru mngunci pintunya. "Inget rencana Natta, dia nggak mungkin salah perhitungan." ucapnya menenangkan Shadan.

Shadan memenyisir rambutnya kebelakang. Ia perlu kedalam untuk mengecek keadaan mereka. Percayalah batinnya tak pernah salah ketika ia merasakan bahwa adiknya sedang tidak baik-baik saja.

"Kita perlu bergerak , Rel!" usul Gaby dari sebrang. "Perasaan gue udah nggak enak!" jelas Gaby.

Meski, ingin tetap kukuh. Tapi, jujur saja ia juga khawatir setelah lost contact dengan Cika, Natta, dan Nauval. "Okkey, kita bergerak!" putus Varrel akhirnya mengalah.

"Gue punya rencana."  usul Gaby.

🌀🌀🌀

Mereka mulai memasuki pekarangan sekolah, mereka sudah memulai pergerakan mereka. Mereka mengendap-endap bangunan belakang sekolah yang terdengar ramai. Benar saja para anak langganan bk ada disana tengah merokok ria dengan api unggun yang besar.

Gaby menganggukan kepala kepada Varrel dan Shadan. Kedua lelaki itu menangkap kode dari Gaby membalas dengan anggukan kepala. Sebelumnya Gaby bergerak Varrel tiba-tiba menahan gadis itu.

"Gue ikut sama lo yah!" tawar nya dengan sorot mata khawatir.

"Percaya sama gue, gue bakal baik-baik aja okkey!" ujar Gaby yang tidak sepenuhnya percaya jika dia akan baik-baik saja. Tapi, ia perlu membuat orang percaya akan hal itu.

"Hati-hati, cari jalan yang ramai. Mereka nggak bisa nyakitin lo dijalan yang ramai." petuah Shadan. Setidaknya hanya itu yang bisa ia sampaikan sekarang.

Gaby mengangguk, kemudian ia berjalan keluar dari persembunyian. Dan rencananya pun dimulai.

Krak...

Semua mata tertuju padanya. "Njir, natapnya nggak usah gitulah! Jadi tersanjung." ujar Gaby.

"Inget kata Vlo! Kita harus tangkap dia!" perintah salah seorang dari mereka. "Wah anjir, ditangkap mau dong, jangan dilepas yah sampai pelaminan. Tapi, Sayangnya pendamping gue cuma Varrel aja, kalian jelek sih!" Varrel yang mendengarnya bahagia, entah mengapa hatinya tersentuh 'pendamping gue cuma Varrel.' rasanya ucapan itu membuatnya bernapas lega.

"Ngapain diem aja tangkap dia!" pekik lelaki itu sekali lagi dan itu membuat para anteknya mematuhi ucapannya. Melihat para lelaki itu mendekat Gaby langsung berlari, sebelum berlari ia mengguk kearah Varrel dan Shadan.

Shadan melihat keadaan, terlihat sangat sepi kesempatan itu ia ambil untuk bergerak. Sementara Varrel mengikutinya. Setelah masuk tempat itu terlihat sangat sunyi.

Shadan masih waspada dengan mengendap-endap berjalan kedalam sana. Ia ingat Shimi ditawan dilantai dua, bisa jadi disana ada penjaga lainnya. Ia masih belum ingin ketauan. Ia mendongkrak keatas matanya mencari ke penjuru lantai atas akhirnya ia menemukan Cika berdiri was-was di depan salah satu ruangan.

Bugh...

"Sialan! lepasin gue, jalang!" itu teriakan milik Nauval. "Shimi! Woy! Shimi bangun! Gue nggak izinin lo nutup mata lo yah!"

IQ vs EQTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang