I_EQ 11 [ANNIVERSARY #3]

15 3 0
                                    

"Lo marahan sama Shadan?" tanya Gaby yang kini sudah berhasil mengejar Natta.

Natta menggidikan bahunya. "Mending kayak gini, dia abangnya Cika gue nggak ada niat buat bikin dia jadi korban gue!" jelas Natta. "Tapi, keknya mood gue ancur sekarang!" Natta menghela napas jengah.

Sesaat tiba-tiba sebuah telpon masuk. Melihat nama yang tertera, Natta menggerling tak suka. Tapi, akhirnya dia mengangkatnya juga. "Ada apa!" dari logat bicara Natta yang ketus, Gaby sudah bisa menebak siapa yang menelpon Natta.

"..."

"Hah, lo gila apa gimana dah? Gimana caranya lo udah tiba-tiba nangkring di depang gerbang sekolah gue?" yang terkejut bukan hanya Natta tapi, juga Gaby.

"..."

Natta menghela napas sambil memijat pelipisnya. "Ok gue kesana!" jawab ketus Natta.

"Pasti El." tebak Gaby. Natta menghela napas sebagai jawaban.

"Ok deh kalo lo mau ketemu dia, satu pesan dari gue jangan bikin keributan disini. Nggak baik buat kewarasan penduduk sekolah!" ceramah Gaby dengan wajah sok meyakinkan dan sok serius.

"Keknya luka lo masih baru, mau gue pegang bentar boleh kali ya... Abis itu gue remukin deh tulangnya!" ancaman itu membuat Gaby begidik ngeri. Tapi, tentu saja itu hanya sebuah candaan.

Natta sudah berlalu dari sana. Di gerbang sekolah terlihat perawakan El yang dikenalnya tengah duduk tegap di motornya. Natta dengan sedikit kesal mendekat. "Lo minggat ya!" tuduhnya.

"Kagak! Sekolah gue dibubarin karena guru-guru lagi Rapat sama menteri pendidikan. Prasangka lo buruk mulu ke gue. Heran gue!?"  keluh lelaki itu.

"Ok... Ngapain kesini?" ketus Natta.

Tiba-tiba tangan Natta ditarik dan digenggam dengan erat oleh El. "Gue mohon, lo mau yah dateng ke cafe sekarang! Nyokap gue minta gue buat kesana sama lo. Kalo nggak uang jajan gue harus dipotong!" pinta El.

"Dih gue nggak peduli tuh sama uang jajan lo!"  celetuk Natta enteng.

"Please sekali ini saja yah! Nanti besok gue traktir deh. Suer!" lelaki itu memasang V sign dan menatap Natta lamat-lamat.

Natta menghela napas. "Ok!" Natta menggapai Helm yang disiapkan lelaki itu memakainya dan menaiki motornya.  Setelahnya ia nangkring disana, motor itu langsung dinyalakan dan pergi menjauhi area sekolah Natta. Pikir Natta tak apalah, sedang Free class juga. Lagi pula mungkin moodnya akan lebih baik jika ke cafe.

🌀Skipp🌀

Pengumuman Jum'at pagi itu sukses membuat para murid berseru ria. Hari ini di lapangan utama terlihat panggung besar nan kokoh.... Sangat besar walau tak terlalu tinggi. Di atasnya berdiri para guru yang sedang menyampaikan pengumuman. Tebak pengumuman apa yang membuat para murid ber seru riang. Itu adalah pengumuman bahwa selama 4 hari akan diadakan Anniversary sekolah dengan ini sudah dipastikan bahwa mereka akan free class.

Di beberapa kelas terlihat sangat riuh. Tak terkecuali kelas XI IPA 1. Mereka sekarang sedang membicarakan para wakil untuk perlombaan, tema stand sekaligus untuk tugas jaga stand.

"Tema Standnya kita mau ngambil apa?" tanya Vernon.

Semua murid terlihat berpikir. Tiba-tiba Nisya angkat tangan. "Gimana kalo Tradisional aja?" kini Nisya melihat seluruh anggota kelas matanya meminta persetujuan.

"Terlalu monoton!" komentar Cika.

Semua kembali berpikir "Kita pake tema K-wave aja gimana? Tapi, kalo menunya kita ambil tema tradisional. Kita harus mempertimbangkan lidah indonesia lokal belum tentu cocok dengan hidangan korea." kini Risa mulai unjuk suara.

IQ vs EQTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang