Hari ini mereka harus kembali kesekolah dengan langkah berat. Meraka membayangkan betapa sialanya mereka akan kembali ke ruang bk dimarahi, atau paling parah orang tua dipanggil, dan mereka diskors. Itu adalah kemungkinan paling mengerikan dari segala kemungkinan yang ada yaitu dikeluarkan.
Tiba-tiba saja Vlo, gadis sialan itu. Datang menyalib mereka sembari memamerkan iPhone nya melawan gravitasi. Hal itu membuat mereka kesal.
Natta ingin sekali mematahkan tangan cantik putihnya itu. Keberadaannya sungguh mengganggu penglihatan. Mungkin membuatnya tenggelam dalam tanah dan tak terlihat lagi. Sialan, kenapa Natta berpikiran seperti psikopat seperti ini?
Vlo membalik tubuhnya dan berhenti. Tentu saja itu membuat Natta dan 3 temannya juga ikut berhenti menatap Vlo seakan menunggu Vlo bertindak seterusnya.
"Mau dengan cara paksa, ato sukarela?" tanya Vlo.
Natta baru saja hendak menyemburkan amarahnya ketika Shimi tiba-tiba berkata. "Sukarela!" dan perkataan itu dinyatakan dengan tegas.
Vlo terkejut untuk sementara waktu. Sebelum akhirnya mengeluarkan seringainya yang khas, ia memflip iPhone nya dan berjalan duluan seperti komandan yang diikuti oleh pasukannya.
Gaby menyentakan bahu Shimi sehingga tubuh mereka berhadapan. "Gue tau lo polos, tapi ini bukan waktunya lo bertindak gegabah Shimi!" ceramah gadis itu.
Shimi menatap Gaby dengan tatapan tajam tak seperti biasanya. Hal ini membuat Gaby bungkam. "Bisa nggak, Gaby ngga nethink mulu ke Shimi. Anggap aja ini permintaan maaf Shimi karena kemarin nggak ikutan beraksi." ucap Shimi sembari berjalan mendahului mereka bertiga.
Gaby menghela napas. Ia masih ragu dengan langkah besar yang Shimi ambil. "Shimi mungkin punya rencana. Kemarin malam dia belum tidur sampai jam 1 pagi." jelas Natta.
Gaby dan Cika langsung menatap Natta dengan tatapan tak percaya. "Seniat itu kadang." celetuk Cika.
Gaby menghela napas kasar, "cewek itu yah, suka banget maksain diri." komentar Gaby, meski terdengar biasa saja, tapi tersirat bahwa dia sedang khawatir.
Natta mengangguk setelahnya ia ikut berjalan menuju kemana Vlo akan membawa mereka. Meski sudah jauh tapi punggung mereka masih bisa untuk dilihat.
Arah ini mereka sangat mengenalnya dari gerbang berjalan lurus ke gedung utama, dan belok kanan. Disanalah ruang Bk berada. Yufs mereka pergi ke ruang Bk. Sepertinya Vlo sudah berniat melaporkan mereka.
Shimi dengan langkah ringannya masih mengikuti Vlo. Tanpa keheranan Vlo malah berpikir bahwa Shimi itu memang bodoh. Tak lama setelahnya Natta, Gaby, dan Cika datang.
3 guru yang ada disana terkejut dengan kehadiran 5 muridnya. Sebenarnya guru BK nya hanya satu yaitu pak Darwin, tapi pak Roni guru killer olahraga dan pak Gentar, yah kalian pasti tau siapa pak Gentar itukan?! Mereka Sedang main catur disana.
"Mau apa kalian disini?" tanya pak Roni.
"Saya berniat melaporkan keempat siswi ini, karena telah mencuri laporan dari ruang Wakasek." lapor Vlo dengan sangat lantang tanpa ragu sedikitpun.
Ketiga guru itu terlihat masih tenang. Mereka berusaha untuk tidak terbawa emosi. Keempat gadis bersahabat itu juga terlihat tenang.
"Apakah kamu punya bukti?" pak Gentar masuk dalam pembicaraan.
"Tentu saja!" ucapnya santai. "Coba chek CCTV yang tadi malam sekitar pukul 8 di ruang Wakasek. Selain itu coba Chek, apakah ada laporan yang hilang?" ujar Vlo dengan bangga.
Pak Darwin menelpon satpam sekolah. "Pak tolong chek CCTV ruang wakasek tadi malam sekitar jam 8 malam dan satu lagi, tolong periksa laporan dibrankas wakasek!" pinta pak Darwin.
KAMU SEDANG MEMBACA
IQ vs EQ
Teen FictionIni hanya kisah anak SMA biasa yang identik dengan kisah romansa remaja. Hanya saja perbedaannya keempat gadis itu memiliki IQ yang sangat tinggi membuat mereka sulit dikalahkan dalam hal asah otak. Salah satu dari mereka adalah Natta, gadis jenius...