I_EQ 32 { OUTRO #2}

6 1 0
                                    

"Vernon udah punya pacar!"

Malam ini ibu nya terlihat sudah tertidur lelap menemani Shimi. Tapi, mata Shimi masih enggan menutup, perkataan Cika mulai mengganggu pikirannya. Ia menghela napas.

"Stupid!" desisnya. "Shimi juga tahu itu, makasih Cik, udah jujur. Padahal, Shimi kira kalian nggak bakal bilang soal ini." Shimi terdiam menatap jendela.

Jika Shimi jujur, sebenarnya Shimi ingat semuanya. Shimi tak lupa ingatan, ia hanya sedang berusaha melupakan segala sesuatu yang menyakitinya. Untuk terus bertahan dan terus melangkah maju Shimi perlu melupakan bagian cerita hidupnya yang membuatnya sakit. Baik itu Artha maupun Vernon. Bukan maksud Shimi untuk menghindar, hanya saja Shimi ingin ia tak membenci dua pria itu.

Satu hal lagi yang Shimi perlu katakan. Sebenarnya, ia sudah sadar dari dulu. Bahkan sebelum Gaby sadar. Ia meminta kepada orang tuanya untuk merahasiakan hal ini. Karena ia butuh waktu untuk menenangkan diri dari trauma. Dan lagi, hatinya masih luluh lantah setelah tak sengaja mendengar Artha juga pacaran. Bukannya ia tak terima akan hal itu, hanya saja ia sudah sedikit menaruh hati pada sahabatnya, setelah mendengar bahwa Vernon sudah punya pacar. Sebut saja ini pelarian. Sayangnya Shimi adalah orang yang mudah menaruh hati pada orang lain.

Shimi menghela napas seharusnya ia tak usah baper terlebih dahulu jika diperhatikan lebih oleh lelaki. Ia beralih menatap nakas disebelah ranjangnya. Ia menarik kenop laci itu.

Ia membawa sesuatu dari sana. Menatapnya selama sepersekian detik. "Haruskah?" tanyanya pada dirimu sendiri.

🌀🌀🌀

Hari pertama ia kembali kesekolah setelah beberapa hari terbaring diranjang rumah sakit. Kini bukan Artha yang memboncengnya berangkat ke sekolah tapi Nauval. Ia sudah memutuskan untuk hanya menghubungi Artha jika itu adalah hal yang penting saja.

Kini Nauval keukeuh mengantarnya kekelas, padahal kaki Shimi masih sehat sentausa untuk berjalan sendiri tanpa diantar. Huh, Shimi harus sabar karena Nauval disuruh seperti itu oleh ibunya. Lelaki ini memang anak penurut sekali.

"Woy Shimi!" sambutan kelas membuatnya terkejut. Dan Reki yang berteriak paling kencang lebih membuatnya terkejut.

"Shimi katanya lo lupa ingatan! Lo inget gue kan?" Fikri dari bangkunya bertanya. Entah mengapa ekspresi Vernon lebih ingin ia tau dari Fikri. Lagi pula mau tak mau ia melihat lelaki itu, karena dia duduk di depan Fikri.

Vernon terlihat terkejut, setelahnya Shimi tersenyum melihat Fikri. "Waduh, kamu siapa sih?. Njir, Sok kenal." Fikri memukul dadanya. "Pangeran ini dilupakan." celetuk Fikri langsung menerima cibiran dari satu kelas.

"Fikri Anggara, orang yang selalu nanyain tugas sama Shimi!" jawab Shimi. "Whoa Shimi, inget gue." sorak Fikri bahagia.

"Kak, kita udah nyampe kelas, ini, masih mau dibawain itu tas?" tanya Shimi menunjuk tasnya yang dibawa Nauval.

Nauval langsung memberikannya. "Minum obatnya tepat waktu okey, nanti pulang gue jemput kesini. Awas kalo pulang sendirian lagi." nasihat Nauval yang disambut anggukan Shimi. Setelahnya Nauval tersenyum pada Shimi ia mengacak rambut Shimi dan berlari begitu saja meninggalkan gadis itu.

Shimi duduk di tempat duduknya dan langsung disambut Widya teman sebangku nya. Tak lupa Gaby, Cika, dan Natta. Setelahnya gadis itu mulai kembali sibuk dengan iPhone nya. Tak seperti Shimi biasanya yang langsung riang. Kini Shimi terlihat sedikit lebih pendiam.

IQ vs EQTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang