I_EQ 30 [ IT'S OVER, LOSER! ]

10 1 0
                                    

Pagi itu sekitar subuhan Natta sudah siap. Ia menatap kedua orang tuanya di meja makan. "Kamu yakin, nak? Maksud mamah, mamah sama papah tentu saja dengan senang hati melakukan ini. Tapi, kamu dari dulu selalu menolak bantuan kami." tanya sang ibu meyakinkan jika yang ia dengar dari anaknya itu benar.

Tidak, mereka sama sekali tak keberatan. Tapi, selama ini Natta selalu saja tak ingin siapapun tau jika perusahaan keluarga Rexy adalah penyokong utama SMA AIRLANGGA, seperti keluarga Arora, Sedikit saja mereka tarik dana dari sekolah itu, sekolah itu akan berhenti berfungsi sebagai sekolah. Dan fakta ini hanya empat gadis bersahabat itu yang tau. Jangan lupakan Cika, dia juga salah satu investor aktif SMA AIRLANGGA. Orang tua keempat gadis itu bukan orang biasa seperti yang kalian bayangkan, bahkan keluarga Famria pun tak kalah sukses, hanya saja ia tak menginvestasikan kekayaannya disekolah itu. Dengan kekayaan dan jabatan mereka, mereka bahkan bisa menyogok siapapun agar anak mereka sukses. Tapi tidak. Berlian saja bisa didapatkan setelah para penambang berjuang dengan nyawa mereka, benarkan?

Natta mengangguk yakin. "Natta yakin mah, pah. Cepat atau lambat mereka pasti akan tau. Sebelumnya juga Natta udah ngebuktiin sama mereka kalo Natta sanggup meski tanpa bantuan kalian. Sekarang waktunya mereka tau. Bahwa nggak baik, main-main sama harimau tidur."

"Nah, ini baru anak papah sama mamah! Natta, emang luar biasa!" kedua orang tuanya itu memeluk Natta dengan sangat erat.

"Regina! Kamu udah ambil semua bukti kan?" tanya papah Natta pada sekertaris pribadinya.

"Semua bukti sudah ada sama saya terkumpul berkat, nona Natta dan temanya, pak!" lagi-lagi mereka kagum pada Natta, bagaimana bisa anak mereka menjadi hebat sepeti ini?

"Baik, ayo kita berangkat! Dan Regina, Kamu coba hubungi investor lainnya! Kita adakan rapat dewan komite." titah papah Natta, dan langsung di sambut anggukan dari sang sekertaris.

🌀🌀🌀

Natta kini sudah tiba dirumah sakit. Setelah pembicaraan singkatnya dengan sang orang tuanya tadi. Mereka bertiga memutuskan untuk menjenguk Gaby dan Shimi yang kemarin malam dikabarkan sudah lewat masa kritisnya. Mereka Jadi, dipindahkan ke ruang rawat inap meski mereka belum sadar sepenuhnya.

Natta melihat Gaby dan Shimi yang terlihat terbaring tak berdaya dengan alat penyokong kehidupan ditubuh mereka. Setelah itu pandangannya berhenti pada Cika yang terlihat tertidur di sopa sana. Orang tua Gaby dan Shimi? Mereka sedang menyapa orang tua  Natta. Sementara orang tua Cika tadi pagi pulang sebentar untuk mengurus beberapa berkas bersama Shadan.

"Udah pagi!" ucap Natta dan suara itu bisa membangunkan Cika. Cika menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya.

Ketika menyadari ada Natta disini ia langsung terduduk dari posisi awalnya yang setengah berbaring. "Nat, kemarin gue nggak bermaksud.."

"Gue tahu, sekarang mandi gih! Lo bau!" canda Natta.

Cika mendengus kesal. Ia kesal pada dirinya sendiri. Kenapa ia membenci Natta saat Natta sama sekali tak membecinya? Hah... Alur persahabatan memang sulit.

"Eh, Cika udah bangun." suara yang tak asing itu membuat Cika menoleh kearah sumber suara menyadari ada orang tua ketiga sahabatnya yang sudah berkumpul. Tunggu, orang tua ketiga sahabatnya. Ia menatap Natta dengan penuh tanda tanya.

"Jangan maksain diri Natta, jangan karena perkataan gue waktu labil kemarin malam, jadi alasannya, Nat." Natta tersenyum sembari menggeleng. "Sotoy lo, siapa juga yang mau ngelakuin ini cuma gara-gara lo. Gue ngelakuin ini demi kita." ucapnya.

IQ vs EQTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang