I_EQ 28 { THEY ARE SAFE? #1 }

6 1 0
                                    

Akhirnya mereka meluncur dari sana mencari Shimi, mereka juga memutuskan untuk membawa dua mobil sama persis  sesuai dengan rencana.  Mereka berharap agar berhasil dalam misi ini tanpa melibatkan siapapun terutama polisi. Karena menurut mereka itu terlalu beresiko untuk Shimi. Kenapa begitu? Secara logis Shimi adalah seorang Hacker bukan Cracker dan secara tidak langsung Shimi pernah melanggar beberapa privasi dengan meng Hack beberapa akun, serta ia juga pernah meng Hack akun Vlo, mungkin Vlo akan mengajukan banding terhadap itu. Mereka harus berusaha untuk tak terlibat secara langsung dengan kepolisian.

"Seberapa jauh lagi kita sampai?" tanya Natta pada Shadan yang duduk dibelakangnya. Dia, Shadan, dan Gaby. Berada di satu mobil sementara Varrel, Cika, dan Nauval. Berada dimobil lainnya.

Shadan mengotak-ngatik iPhone nya. "Sebentar lagi 3km dari sini." mendengarnya Gaby mengkerutkan dahinya. "Bukannya ini arah ke Sekolah yah?" Natta sontak tertarik melihat ke luar jendela mobil.

Benar itu arah kesekolah mereka, jalan ini sangat tak asing lagi. Mereka sangat mengenalnya, kenapa tidak? Setiap gari mereka melalui jalan ini. Berarti saat Shimi diculik ia masih berada area sekolah. Terus, pak Satpam? Mobil siapa yang ia maksud?

"Tunggu!" Intrupsi Natta lantas menarik perhatian orang yang ada dimobil. "Jangan bilang... Shadan, apa hari ini ada orang sekolah  yang pake van hitam keluar area sekolah lewat gerbang belakang?" tanya Natta pada Shadan.

"Van hitam?" Shadan kebingungan. "Gue rasa nggak ada guru ataupun murid yang bawa Van hitam ke sekolah. Kalo van tamu kan biasanya keluar lewat  gerbang depan."

Natta berpikir keras. "Ahh gue tahu sekarang siapa yang culik Shimi." Gaby terlihat melirik serius begitu juga Shadan. "Siapa?" dan tebak apa jawaban Natta. "Orang intern."

Gaby memutar matanya. "Uang sama kekuasaan ya? Nat, mening kita jujur aja deh! Mereka nggak hargain kita meski kita yang udah berusaha." Natta menggeleng.

"Jujur soal apa nih?" tanya Shadan memajukan kepalanya kedepan sangking penasarannya.

Natta menghela napas. "Nanti lo juga tahu, nggak usah kepo ngapa!" celetuk Natta.

🌀🌀🌀

Nauval terlihat gelisah, ia mengusap wajahnya berkali-kali serta menghela napas berat. Cika yang muak akhirnya memutar kepalanya melihat Nauval. Ia tau lelaki itu khawatir dengan sepupunya, tapi gelisah tak baik untuknya ataupun misi ini.

"Clam down!" intrupsi Cika. Nauval menanggapinya desahan yang sangat berat.

"Bukannya ini arah ke sekolah yah?" tanya Varrel berhasil mengalihkan perhatian Nauval.

Nauval melihat mobil didepan. "Sebenarnya mereka serius nggak sih nyari Shimi?" dumel Nauval.

Cika yang tak terima akhirnya buka suara. "Ada kemungkinan Shimi di tawan disekolah." mata Cika terbelalak, ia ingat sesuatu. Ia merogoh saku celananya membawa IPhone nya untuk menghubungi seseorang soal tesisnya. Ternyata Natta menelpon seolah tau apa yang dipikirkan Cika.

"Soal  satpam itu, gue juga curiga!" jawaban yang Cika harapkan. Sepertinya Natta juga berpikir hal yang sama dengan Cika. Cika tak habis, ia pikir segera mengakhiri panggilan itu. "Wah gue perlu kasih dia piala oscar." sindirnya sinis. Ia tak habis pikir. "Orang intern ya!" tatapan Cika yang dingin kini berubah penuh kekesalan.

Orang-orang intern itu perlu diberi apa buat mengabulkan  tindakan kriminal seperti ini. Cika muak dengan mereka, mereka bahkan mampu melakukan hal-hal kriminal ini untuk tetap berada diposisi itu mereka seperti kecoa menjijikan yang duduk bak burung merak, lucu sekali mereka.

IQ vs EQTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang