I_EQ 5 {OSIS #1}

38 3 7
                                    

Sudah seminggu sejak pengumuman kandidat calon ketua Osis itu diumumkan. Natta dan Shadan sudah menyiapkan segala kemampuan mereka untuk menang. Mereka mempertaruhkan otak mereka dan raga mereka untuk menarik perhatian para murid. Bagi Natta mudah menarik perhatian karena ia juga sudah cukup dikenal. Sebaliknya bagi Shadan cukup sulit memang karena ia hanya anak kemarin sore yang so-soan ingin mengalahkan Natta. Tapi, dengan wajahnya yang tampan diatas rata-rata membuatnya cukup mendapat dukungan dari gadis-gadis disekolah ini.

Sekolah yang dari awal memang tak sunyi itu kini terlihat lebih meriah lagi. Bagaimana tidak!? Hari ini semua pelajaran free karena sekolah akan mengadakan kampanye OSIS.

Seperti rencana awal Shadan ditemani Vernon dan Alka sebagai tim suksesnya. Mereka cukup menarik perhatian para murid gadis di kampanye kali ini. Iyalah siapa yang tidak akan menengok saat para lelaki blasteran surga tersenyum dengan manis.

Sementara dikubu lawan Natta bersama Cika, Shimi, dan Gaby sudah bersiap dengan rencana mereka untuk menarik perhatian murid-murid lainnya untuk mendukung Natta. Jangan lupa ada juga si anak pemilik sekolah pacarnya Gaby. Varrel.

Cuaca semakin memanas, seperti persaingan kedua siswa itu untuk memperebutkan tahta ketua OSIS. Bahkan para gurupun merasa seakan jiwa mereka ikut terbakar semangat karena dua murid itu.

"Weh... Panas... Shimi aus!" keluh gadis polos itu. Natta hanya menggeleng tak percaya.

"Andai saja sang leader datang kesini lalu ngasih minuman ke Shimi, kayak drakor gitu." hayalnya lagi lalu menunduk lemah.

Tiba-tiba sebuah botol minuman terulur kearahnya Shimi mulai mesem-mesem tidak jelas membuat orang yang melihatnya akan merasa jika gadis itu sudah gila.

Perlahan Shimi mendongkak, senyumnya langsung luntur seketika ketika ia melihat siapa yang sedang memegang botol minuman itu. "Kalo mau romantisan, lo pulang gih lalu tidur. Nanti juga kebawa mimpi." ucapnya.

"Dih Cika..." rengek Shimi seperti anak kecil yang sedang merajuk pada ibunya.

"Lama-lama gue lempar juga nih botol kekepala lo." suaranya memang tak terdengar seperti bercanda, tapi Natta dan Gaby tertawa mendengar itu. Shimi dengan takut-takut menerima botol itu sambil berbisik. "Makasih!"

Percakapan Shimi dan Cika malah terlihat seperti drama yang menakjubkan bagi Natta dan Cika yang malah membuat mereka hanya menonton tanpa ada inisiatip untuk menolong. Parahnya lagi mereka tertawa semakin keras kala Shimi menjawabnya dengan suara yang amat pelan.

"Udahlah Shimi, nggak usah halu. Sini bantuin bikin poster." perintah Natta. Shimi meneguk air itu dengan cepat kemudian ia menghampiri Natta dan menghias poster itu bersamanya.

Tiba-tiba Natta berhenti dengan aktifitasnya dan menyerahkan tugas itu pada Shimi. Ia menatap Varrel yang tengah bercanda dengan Gaby di depannya sambil membagiikan beberapa poster.

"Lo! cowok!" Gaby dan Varrel membalikan tubuhnya sempurna melihat Natta. Tak lama kemudin Gaby menatap pacarnya bingung. "Gue?" tanya Varrel.

Natta menjawab dengan anggukan. "Kenapa Nat?" Gaby mulai merasa tidak enak hati. "Kenapa lo nggak gabung sama mereka?" Natta menunjuk gerombolan Shadan. "Apa nggak malu? Nanti dikira banci karena gabung sama kita." sambungnya lagi dengan nada bicara yang dingin. Suasana tiba-tiba saja sepi Shimi tertarik untuk melihat apa yang tengah terjadi menghentikan kegiatannya bagitu juga Cika meskipun Cika hanya menatap dengan tatapan dinginnya.

"Toh, nggak ada aturannya gue harus ngikut mereka." matanya mendelik kearah golongan Shadan. Disamping itu jari tangannya menyusup diatara jari-jari Gaby. "Lagi pula buat apa malu? Mereka yang mengatain gue tak lebih dari orang-orang iri." jawabnya lagi sembari menatap Gaby dengan tatapan penuh cinta.

IQ vs EQTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang