I_EQ 21 (THE WINNER)

11 2 0
                                    

Seperti biasanya hari yang selalu dihindari para murid kini tiba. Hari senin, hari yang begitu ingin dihilangkan dari benak siswa. Yah, panas-panasan dalam waktu yang tak bisa dibilang sebentar. Sangat memuakan bukan!?

Kecuali, para pengikut lomba fisika minggu kemarin mereka bersemangat menunggu apakah mereka akan menang atau tidak. Akan sangat menakjubkan jika nama mereka disebutkan sebagai pemenang. Natta pun begitu.

Ia sangat menunggu hal itu. Kemarin, ia merasa sudah seoptimal mungkin mengisi kolom ujian itu akankah ia kembali menyandang pemenang kembali dan menyandang gelar triple crown? Yang tak pernah di menangkan siapapun.

"Baiklah, pengumuman pemenang lomba fisika kemarin akan dibacakan langsung oleh pak Adam selaku wakil kepala sekolah." ucap pak Hendru.

Natta terkejut, ia menatap Alka yang kebetulan berbaris tepat disampingnya. Karena biasanya pak kepala sekolah yang membacakan pemenang lomba atau pengumuman penting semacamnya. Alka menyuruh Natta mendekat.

"Sepertinya ada sesuatu yang nggak beres! Bokap gue tiba-tiba sakit perut kemarin." bisik Alka membuat Natta menatap Alka tak percaya.

"Bilang GWS yah..."

Apakah pantas Natta mencurigai keadaan saat ini?  Ini sedikit aneh. Bapak kepala sekolah tiba-tiba sakit. Memang sih kalau sakit itu tak ada yang dapat menerka dan dapat menimpa siapa saja. Mungkin ini hanya kebetulan saja. Mari kita lupakan hal ini.

Yah, mari kita pokus kembali ke pengumuman pemenang lomba Fisika. Pak wakil kepala sekolah itu selalu saja mengulur waktu dengan berbicara hal tak berguna. Kata Alka dia itu wakil kepala sekolah dari hasil nepotisme. Sama sekali tidak kompeten. Tapi, tak semua orang kaya itu melakukan Nepotisme. Contohnya ketiga temannya dan Alka serta Shadan mereka bukan dari keluarga biasa tapi mereka masuk ke sekolah ini dengan cara yang bersih. Natta juga, ia bukan berasal dari keluarga sembarangan. Ia bahkan masuk kesekolah dengan bea siswa.

"Baiklah bapak akan umumkan juara lomba Fisika. Juara ketiga dengan perolehan nilai 97. Selamat, Hanatalia Puteri Rexy. Selamat!" terdengar suara tepuk tangan ragu.

Natta juara ketiga? Gadis jenius itu hanya menggapai angka 97? Ini seperti bukan Natta biasanya. Biasanya ia mendapat juara satu dengan akumulasi nilai nyaris sempurna di pelajaran fisika apalagi jika yang menjadi pengawasnya adalah pak Gentar dan Pak Amir dua guru yang menjadikan Natta sebagai anak kesayangannya.

Bukan hanya murid lain yang terkejut, bahkan para guru dan Natta sendiripun terkejut. Nilai dan peringkat itu tak cukup memuaskan baginya. "Natta maju!" perintah pak Adam karena Natta tak kunjung maju kedepan untuk menerima piala dan sertifikat.

Natta hanya bisa pasrah setidaknya ia masih meraih peringkat itu. Ia penasaran dengan peringkat kedua dan pertama. Mungkin mereka orang yang hebat.

"Juara kedua dengan nilai 98,5. Selamat kepada Sheyla Chealsie Renuarta!" teriak pak Adam membuat para murid menatap Shela tak percaya.

"Wah nggak gue nyangka dia sebenernya pinter!" puji salah seorang murid.

"Gue kira dia cuma perisak nakal yang berpemikiran kosong ternyata dia pintar juga! Kita harus berhati-hati mungkin dia juga menggunakan strategi agar tidak ketahuan merisak."

"Wah ini yang dibilang tidak boleh melihat orang dari covernya."

Dan segala ucapan tak percaya lainnya terlontar kala tepuk tangan kembali bergemuruh. Shela maju kearah tempat Natta berdiri. Dia sedikit mengembangkan senyum sinisnya pada Natta. Baiklah sekarang Natta patut curiga dengan hal ini.

"Dan terakhir pemenang pertama lomba Fisika dengan nilai hampir sempurna 99,7 adalah..." semua menunggu karena pak wakasek itu menggantung ucapannya. "Selamat kepada Exvlora Auristella Wijaya." pekik pak Adam.

IQ vs EQTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang