I_EQ 18 ( REAL COMPETITION #1)

15 2 0
                                    

Akhirnya acara Anniversary berakhir juga. Hari ini semua siswa belajar dengan sebagai mana mestinya. Semua dekorasi telah di lepaskan. Acara berjalan lancar. Hanya ada satu acara tak terlaksana. Lomba Fisika. Lomba itu dibatalkan karena tak seluruh kelas mengirimkan perwakilannya. Dah yufs, Natta tidak bertanding di lomba Fisika membuatnya sedikit kesal. Seakan kalian sudah diberi harapan tapi tiba-tiba harapan itu langsung pupus.

Hari ini Natta duduk dengan wajah masamnya. Heran dah sama dia, kalo orang lain denger lombanya dibatalkan bakal senang dan menerima dengan lapang dada. Tapi, dia malah murung kek abis kesebor air bekas cucian tetangga.

Berbeda dari Natta. Gaby nampak senyum sumringah, Cika nampak biasanya saja berperilaku sebagai mana mestinya hanya diam tampak datar sambil memainkan IPhone nya.

"Pengumuman oy!" tiba-tiba seorang anak OSIS masuk ke kelas dengan timbre suara yang sumringah.

"Eyyy..." golongan perusuh mulai mengeluh mereka yang semula duduk diatas meja turun kebangku masing-masing dan duduk dengan malas.

"Buruan oy! Ini nanti gue kalah nih!" keluh Arthur.

"Sabar kali ah!"

"Assalammualaikum!"

"Waalaikumsalam!"

"Pengumumannya, dua hari lagi akan diadakan lomba kejurusan. Seperti tahun-tahun sebelumnya. Lomba kejurusan IPA seperti lomba Fisika, Kimia, dan Biologi. Untuk informasi jumlah peserta dan lain sebagainya bisa dilihat di website Sekolah. Jika, ada pertanyaan silahkan tanyakan secara online dengan Chat pribadi kepada kesiswaan atau bisa datangi dewan kesiswaan. Sekian terimakasih atas perhatiannya." pamitnya kemudian pergi bersama 3 temannya.

"Tuh nggak usah cemberut kek curut!" ungkap Gaby.

Natta kembalikan tubuhnya menghadap kearah Gaby. "Iya iya, tau!"

"Ouh peka!?"

"Nggak! Gue nggak peka sampai lo senyum-senyum sendiri juga gue nggak peka." balas Natta dengan logatnya yang ngegas estetik.

"Jan heran, Gaby sama kita beda alam." timpal Cika.

Gaby langsung menatap sinis kedua temannya. "Kalian yang alamnya aneh!" lawan Gaby tak ingin kalah.

Duk.... Duk... Duk...

Terdengar suara lari dari luar kelas. Pintu terbuka sepenuhnya menampakkan Shimi yang ngosngosan memasuki kelas. Tak seluruh siswa memperhatikan kedatangan gadis itu. Hanya teman sebangkunya dan para sahabatnya. Setidaknya memang itu yang dia ketahui.

Shimi berjalan kearah bangku nya dengan cepat. Ia tau jika Pelajaran akan segera dimulai. Sialnya hari ini kesiangan jadi, ia terlambat hari ini.

"Njir, telat lo keterlaluan Shim!" celetuk Gaby. Sembari melihat Shimi dengan gelengan khas tak percayanya.

Shimi nyengir kuda sembari masih mengatur napas. "Huhh... Sekarang, Baecausenya apa?" tanya Natta

"Arthanya sakit, Shimi nungguin Artha karena nggak tau. Shimi taunya pas kata pak..."

"Okkay saya paham!" potong Cika.

Shimi kembali mengatur napasnya. Sesaat setelahnya ia baru sadar sesuatu. "Tadi ada OSIS, ada apa?"

"Inspeksi kesehatan!" jawab Gaby sembarang.

"Udah kayak perusahaan aja ada inspeksi kesehatan." Shimi tampak tidak peduli. "Siapa yang kena?" tanyanya kemudian penasaran. Orang polos mah bebas.

"Lo!" jawab Cika, Gaby, dan Natta serempak. Mereka sudah terlalu lama menahan kekesalan. Shimi emang selalu bikin darah tinggi.

"Wow ngegas!" Shimi menanggapi dengan sedikit rasa terkejut.

IQ vs EQTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang