Hari ini sekolah berjalan kembali sesuai KBM yang berlaku. Semuanya terlihat normal. Kecuali bagi Natta, tatapan murid-murid kearahnya seakan memperlihatkan rasa kasihan. Ayolah, Natta tak butuh rasa iba itu.
Natta si pemegang rangking pararel dan tak pernah sekalipun kecolongan kini sudah dua kali terkalahkan. Pertama pemilihan ketua OSIS yang kedua lomba Fisika. Kesal. Tentu saja. Natta berusaha untuk meredam kemarahannya. Tapi, untuk mendapat rasa iba? Maaf Natta tak membutuhkannya sama sekali.
"Guys, filenya udah diliat?" Shimi mencoba membuka percakapan.
Tiba-tiba Fikri muncul di samping Shimi dengan polosnya ia bertanya. "Woy! Tugas apa maen ngirimin file aja?"
Shimi terkejut tentu saja. Sejak kapan lelaki itu ada disampingnya. "Tugas ekstra kaleum. Btw ngapain disini?" Shimi balik bertanya.
Shimi itu antara peka dan tidak peka. Jadi, Shimi itu gimana yah... Labil... Mungkin.
"Batuin tugas B. Inggris, yah! Pusing tau." Shimi menghela napas mengikuti Fikri ke bangkunya.
Akhirnya mereka bertiga mulai berkerumun di bangku Natta. "Jadi, rencana lo gimana? Mau ancurin dari antek-antek nya dulu or langsung dari akarnya?" tanya Gaby dengan matanya yang membara.
"Lo yang bakal balas dendam. Jadi, lo yang nentuin." ucap Cika.
"Malam ini gue tunggu kalian jam 8. Keadaan sekolah udah agak sepi jam segitu. Gue udah diskusiin sesuatu sama Shimi." ungkap Natta.
Gaby dan Cika hanya mengangguk setuju. Pasti Natta sudah memiliki rencana yang matang jadi mereka tak perlu mengkhawatirkan itu lagi.
Brak...
Pintu tiba-tiba terbuka sedikit keras. Semua anggota kelas terkejut tentu saja dan langsung melihat kearah pintu yang terbuka itu.
Gaby berdiri dari duduknya raut wajahnya kebingungan, kesal, dan terkejut. Bagaimana tidak? Disana. Diambang pintu Varrel tengah berdiri dengan tangan yang digandeng oleh Shela. Cemburu? Jangan ditanya lagi. Apa ini maksudnya?
Gaby langsung menghampiri keduanya dengan tegas ia melepas tautan tangan mereka. Shela meringis seakan Gaby menyakitinya.
"Explain!" perintah Gaby dengan raut wajah datar yang tak pernah orang lain lihat.
Shela dengan berani kembali merangkul lengan Varrel, membuat Gaby meradang. Shela taukah kamu? Tindakan kamu tak lebih dari tindakan idiot ? Kamu salah mencari lawan.
"Penjelasannya, Kita udah pacaran!" ucap Shela dengan entengnya penghuni kelas terkejut. Mereka jelas tau Varrel adalah pacar Gaby. Mereka adalah pasangan yang selalu diidamkan para murid. Tak mungkinkan Varrel selingkuh?
"So, You can say congrast!" lanjut Shela dengan lagaknya yang sombong.
"Heh Shela halu lo nggak tau waktu woy!" cerca Gina.
"Lo nya aja yang buta. Nih liat! Varrel nya nggak ngeluh kok gue tempelin berarti bener kan gue sama dia pacaran. Jan sok tau deh lo!" tepis Shela.
"Beneran?" tanya Gaby menatap Varrel mencoba mencari kebenaran dari sorot mata Varrel. Tetapi Varrel terus saja menghindari kontak matanya.
"Oh, jadi bener yah?" mata Varrel terbelalak menatap Gaby. Ia ingin sekali menggeleng. Tapi, seakan tulang lehernya hanya memiliki sendi mati yang terkunci.
"Congrats!" ucapan terakhir Gaby membuat semua mata tertuju padanya. Gaby berlalu begitu saja kembali kebangkunya duduk dengan tenang dan memainkan Iphonennya. Tak lupa ia juga menyumpal telinganya dengan airpod. Dan mulai bertingkah seakan ia tak peduli dengan sekitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IQ vs EQ
Teen FictionIni hanya kisah anak SMA biasa yang identik dengan kisah romansa remaja. Hanya saja perbedaannya keempat gadis itu memiliki IQ yang sangat tinggi membuat mereka sulit dikalahkan dalam hal asah otak. Salah satu dari mereka adalah Natta, gadis jenius...