I_EQ 14 (PARTY #2)

14 4 0
                                    

Hari ini Shimi memaksa berangkat kesekolah meski kakinya belum sembuh total dan seharusnya ia tetap dirumah agar kakinya cepat sembuh. Sayangnya Shimi masih berpikir untuk latihan karena nanti lusa ia akan tampil bersama Cika. Lagi pula ia harus jaga stand hari ini. Rasanya tak adil jika Shimi tak ikut menjaga stand dengan alasan sakit.

Ia sengaja datang pagi-pagi hari ini, ia sedikit tidak suka menjadi perhatian khalayak ramai dan di tatap iba. Ketahuilah itu sangat-sangat memuakan.

Secara khusus untuk hari ini Artha mengantarnya memakai mobil. Tapi, Shimi terus saja bersih keras untuk ke kelas sendiri. Karena, ia tak mau Artha telat berangkat sekolah. Setelah berdebat cukup panjang akhirnya Artha mengalah meski dengan sedikit khawatir.

Shimi berjalan memasuki lorong sekolah tapi sesuatu yang membuatnya berhenti berjalan. Didepannya pintu ruang guru terbuka menampakan Vernon yang baru keluar dari sana. Vernon berangkat pagi-pagi sekali. "Shimi, beneran lo nggak papa?" tanya lelaki itu setelah berdiri didepan Shimi.

"Ah udah biasa juga!" ucap gadis itu santai diiringi senyum seperti biasanya.

"Selalu saja udah biasa. Ck!" Vernon berdecak. "Makasih, lo udah bikin gue khawatir!" lanjut Vernon.

Shimi hanya menatap lelaki itu, sedikit acuh mungkin. Tapi, dalam hatinya ia sungguh berbunga ingin rasanya melompat ria seperti cheerleader. Vernon sialan.

"Ok Sorry!"

"Mau gue bantu?" tanya Vernon.

"No, thanks!" Shimi kembali berjalan kearah kelasnya.

"Hari ini nggak usah jaga stand ya!?" larang Vernon.

Shimi berhenti lalu menatap Vernon yang berdiri disampingnya.  "Shimi ke sekolah kan buat jaga stand. Kenapa nggak boleh? Masak kan pake tangan bukan kaki, Vernon."

"Iya, gue tau. Cuma, gue khawatir!" Shimi mengerutkan dahinya. Benarkah Vernon khawatir padanya? Astaga pipinya memanas. Ini pertama kalinya lelaki yang ia sukai mengkhawatirkannya.

Vernon meraba dahi Shimi dengan punggung tangannya. "Muka lo merah gini! Lo sakit kan? Kemarinkan Udah gue bilang jangan sekolah dulu. Mau ke UKS?" Vernon sialan! Berhentilah bersikap peduli seperti ini Shimi nggak bisa diginiin. Malah makin meleleh.

Shimi menurunkan tangan Vernon. "Shimi mau ke kelas aja!" jawab gadis itu sembari melanjutkan jalannya yang tertunda.

Vernon kini mengikuti langkah kaki gadis itu. Sialnya Shimi tak bisa mengatur detak jantungnya sehingga jalannya tak melambat sedikitpun. Ia khawatir Vernon dapat mendengar suara detak jantungnya.

Kini ia memasuki kelas dan tembak siapa yang sudah sampai sepagi ini. Yufs, Gaby sama Natta. Para pejuang pagi ini sudah tak boleh diragukan lagi. Sekarang Shimi sudah duduk dibangkunya. Gaby langsung membalikan tubuhnya dan Natta dengan jalannya yang cool langsung duduk disamping Shimi.

Pltak...

"Aw! Ikh Gaby!" rintih Shimi ketika Gaby dengan sengaja menyentil jidat nya. Vernon yang mendengarnya sontak melihat kearah Shimi.

"Hukuman buat lo karena sekolah hari ini." Jawab Gaby ketus tapi terdengar nada khawatir dalan ucapannya.

Natta melihat Shimi lekat seperti hendak memarahinya. "Shimi, kaki lo masih sakit dan lo nggak diwajibkan buat sekolah. Kenapa sekolah huh?" Natta menaikan nada bicaranya diakhir

"Sekarang kan tanding sama SMK. Artha bakal kesini, Shimi udah janji kedia buat nonton pertandingan dia!" ucapan polos Shimi dengan sumringah sembari membayangkan betapa kerennya Artha dilapangan nanti.

IQ vs EQTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang