I_EQ 4 [Intro #4]

27 3 2
                                    

"Woy!" lelaki itu masih berteriak memanggil Cika. Tapi sungguh Cika tak peduli dengan itu semua.

Yang Cika mau ia segera pergi kekelas dan tidur dikelasnya, tanpa tau lagi apa yang sedang terjadi. Memang benar ia sedang PMS sekarang makanya ia sedikit merasa sensitif dengan apapun. Dan lagi, ada apa dengan lelaki itu?

Merasa terganggu akhirnya Cika berhenti, tangannya bersedekap sedap sembari membalik tubuhnya anggun. Sekejap beberapa mata terpesona melihat Cika. Mungkin hanya satu yang tak menyadari kecantikan bak bidadari itu. Yaitu pria yang kini sedang mengejarnya tanpa tau siapa yang sedang ia kejar. Sungguh pemikiran yang dangkal.

"Akhirnya lo berhenti juga!" tiba-tiba lelaki itu menengadahkan tangannya didepan Cika.  Langsung saja Cika bingung. Itu ditandai dengan kerutan di dahinya.

"Gue udah cape ngejar lo, beri gue air kek!" Cika mengangkat sebelah alisnya sembari menatap aneh pria yang ada dihadapannya.

Tanpa kata Cika langsung membalik tubuhnya dan mulai menggerakan kakinya. "Woy! Mau lari dari tanggung jawab lo!" pekik lelaki itu lagi.

Cika mengacuhkannya dan tetap berjalan. Tapi, sama egoisnya lelaki itu malah kembali mengejar Cika. Bilang saja perilaku lelaki itu bodoh.

Beberapa orang mulai berbisik dan tertarik dengan drama yang diahadirkan sang ratu es dan pria aneh yang terus membuat keributan. Sebagaian bingung apakah lelaki itu masih waras? Yang benar saja, bahkan lelaki terberani sekalipun akan angkat tangan jika berhadapan dengan Cika.

Cika berhenti dikantin tepat dihadapan air tawar yang diperdagangkan disana. "Nih!" ucap Cika menyerahkan air itu pada lelaki aneh yang mengejarnya.

"Sorry!" Cika kembali bersuara. "Dan diem, jangan ganggu gue! Gue lagi bad mood!" jelas Cika yang akhirnya pergi tanpa basa-basi.

Lelaki aneh itu mematung ditempat, ia seakan dipaku dan tak bisa bergerak. Suara Cika seakan berpengaruh padanya.

"Woy, bang Ray kenapatuh? Ditolak kak Cika keknya!" bisik salah satu adik kelas.

"Bang Ray, tenang. Aku selalu padamu!" ucap lainya.

"Bang Ray daripada ngejar kak Cika mending sama aku aja kuy!" dan teriakan lainnya yang sungguh membuat Cika mual mendengarnya. Oh Ray toh.

Yang teriak kebanyakan anak IPS kayaknya Ray itu anak IPS. Ah sudahlah Cika ngapain mikirin orang nggak jelas kek gitu? Much better, pergi kekelas lalu tidur. Atau ngajak Gaby ke UKS buat tidur. Hah sungguh surga yang Cika harapkan. Kadang Cika berpikir kenapa orang-orang selalu pusing mendengarkan komentar orang lain tentang dirinya sendiri. Bukankah lebih baik jika mereka menjalani hidup yang sudah Tuhan berikan dan bersyukur?! Menurutnya komentar Haters itu ngawur.

"NAMA LO SIAPA?" pekik lelaki tadi.

Cika menghela napas kasar. Bisakah lelaki itu membiarkannya  bebas? Cika sedang dalam mode harimau saat ini. Ugh menyebalkan.

"Mungkin salah satu fans lo lagi so tau. Tanyain aja kemereka!" ucap Cika terkesan menyindir. Sesegera mungkin Cika pergi dari kantin. Mungkin saja dia akan gila sebentar lagi jika terus ada ditempat yang sama dengan si Ray itu.

🌀🌀🌀

Shimi sedang kebingungan. Ia mencari Cika tapi tak menemukannya. Oh ayolah ia tak mau terjebak dengan Vernon. Sudah cukup saat rapat saja ia tak mau dengan lelaki ini. Karena, suasananya akan sangat awkward.

Tuhkan benar. Suasananya bahkan sudah canggung dari tadi. Baiklah Shimi hanya perlu berdoa agar segera sampai dikelas. Tapi, akan lebih baik jika Cika bersamanya. Ayolah batinnya meronta ingin pergi dari keadaan ini.

IQ vs EQTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang