BAB 43

6.7K 296 8
                                    

Mata Valerie mengerjab beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.

"Bagaimana bisa aku sampai disini?" Tanyanya pada diri sendiri, karena memang sekarang dia sedang berada di apartement miliknya.

Terakhir yang dia ingat. Dia masih menangis dibawah pohon dan tiba tiba perutnya terasa nyeri. Selebihnya dia sudah tidak ingat apa apa lagi.

"Syukurlah kau sudah bangun" itu suara Viviana yang baru saja datang bersama dengan Aurel yang sedang membawa makanan.

"Jadi kalian yang membawaku kesini?"

"Semalam aku sangat khawatir melihatmu berlarian. Makanya saat Aurel akan menyusulmu, aku langsung meminta untuk ikut. Dan saat kita berhasil menyusul, kau sudah tidak sadarkan diri di bawah pohon. Itu membuat kita tambah khawatir"

"Terimakasih" ucap Valerie dengan tulus, jika sahabatnya tidak ada, mungkin dia sudah mati kedinginan semalam.

"Tidak perlu berterimakasih Va. Bukankah kau sudah bilang, jika dalam persahabatan kita. Tidak ada permintaan maaf atau terimakasih dalam hal apapun" ucap Viviana mengingatkan.

"Aku hampir lupa hal itu"

"Baiklah, sudahi obrolannya dan segeralah makan. Perutmu perlu diisi sekarang" ujar Aurel menyela pembicaraan mereka.

"Baiklah" Valerie menerima makanan itu dan meletakannya di atas pangkuannya. "Oiya Vi, semalam saat aku sedang duduk. Tiba tiba saja perutku terasa nyeri, dan hal itu juga yang membuatku pingsan, bisakah kau periksa aku?"

Viviana mendadak diam, tapi hanya sebentar sebelum menjawab "Semalam setelah sampai disini, aku segera memeriksamu, dan hasilnya kau hanya demam dan kau juga belum makan apapun jadi mag mu langsung kambuh"

"Mag?" Valerie menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sebelum melanjutkan ucapannya. "Aku bahkan tidak tau kalo aku punya mag"

"Tapi sekarang kau sudah tau kan. Jadi segeralah makan. Aku harus segera pergi sekarang"

"Pergi? Kenapa tidak disini dulu Rel, akhir akhir ini kau jarang bersama kami Rel" ujar Valerie dengan wajah sedih.

"Aku masih ada urusan yang penting Va, lagipula keadaanmu sekarang sudah membaik" Aurel pergi begitu saja setelah mengatakan hal itu.

Valerie menatap kepergian sahabatnya dengan tatapan sedih, ia tidak ingin egois dengan menahan sahabatnya.

"Jangan sedih gitu Va, kan masih ada aku. Jadi kalo butuh teman cerita. Sama aku aja" ujar Viviana dengan duduk di pinggir ranjang.

"Makasih yah Vi"

"Kau melupakannya lagi"

"Sepertinya aku menyesal pernah mengatakan kalimat itu" ujarnya dengan pelan. "Boleh aku tanya sesuatu?"

"Jangan minta izin kali Va, langsung tanya aja"

"Kau yakin itu karena mag?" Viviana menatapnya dengan heran "Bukan karena aku hamil kan?"

"Karena mag kok Va, lagipula kecurigaanku kemarin nggak benar."

"Gitu ya?"

"Iya Va"

Cukup lama keheningan terjadi di antara mereka, hingga akhirnya Valerie kembali berucap

"Oiya Vi, bukankah hari ini kau ada jadwal bertemu dengan pasien?"

Viviana mengangguk mengiyakan "Benar, tapi aku akan segera membatalkannya, sekarang ini aku sedang tidak ingin meninggalkanmu"

"Tidak perlu Vi, kau tidak harus membatalkannya karena aku. Lagipula sekarang aku baik baik saja" Valerie memasang senyumnya. Ia merasa tidak enak hati karena merepotkan sahabatnya.

ValerieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang