Erlangga menggeram ketika Handphone miliknya berbunyi membuat tidurnya terganggu. Ia membuka mata dengan paksa, hal pertama kali yang dilihatnya adalah wajah cantik isterinya yang masih tertidur
Ada sedikit rasa bersalah dalam diri Erlangga setiap kali menyakiti wanita yang berstatus isterinya itu, tapi rasa bersalah itu hilang saat dia lagi lagi teringat jika wanita itulah yang menjadi penyebab kegagalan rencananya.
Erlangga mengamati wajah Valerie hingga pandangannya berhenti tepat pada bibir ranum milik Valerie yang seperti menggodanya, perlahan ia mendekatkan wajahnya.
Dret. Dret
"Shit" Handphone Erlangga kembali berbunyi membuat niatnya gagal, ia melirik ke arah jam yang sudah menunjukkan pukul dua pagi.
Ia sudah bersumpah akan memberi pelajaran pada orang yang meneleponnya jika itu tidak penting.
Perlahan ia bangkit dari tubuh Valerie hingga penyatuan mereka terlepas. Meraih Handphone yang tergeletak di atas lantai.
"Ada apa?"
"Saya sudah mengumpulkan informasi yang Tn. Minta"
"Katakan" Erlangga duduk di pinggiran ranjang tanpa memperdulikan tubuhnya yang tidak memakai sehelai benang pun. Lagipula tidak akan ada yang melihatnya.
"Dua hari yang lalu rumah sakit Novaro telah resmi menjadi miliknya Tn."
"Apa motif dia membeli rumah sakit Novaro?"
"Saya masih belum mengetahuinya dengan pasti Tn, tapi saya yakin ini ada kaitannya dengan Nyonya Valerie"
"Besok kita bicarakan lagi, satu lagi. Kirimkan surat pengunduran diri atas nama Valerie, saya tidak ingin dia bekerja lagi di rumah sakit itu" Erlangga menutup panggilannya, sedari tadi dia tidak bisa fokus menyimak informasi yang diberikan tangan kanannya. Pemandangan yang tersuguh di depannya membuat dirinya gagal fokus. Wajah cantik dan tubuh polos Valerie berhasil membangkitkan kembali gairahnya.
"Aku sungguh tidak bisa menahannya" gumam Erlangga dan kalian sendiri bisa menebak apa yang terjadi selanjutnya.
.
.
.Pagi ini Valerie terbangun dengan rasa sakit di seluruh tubuhnya, ia seperti kembali pada kejadian dimana Erlangga meregut kehormatannya, tapi mungkin ini lebih parah, mengingat Erlangga menindihnya sepanjang malam.
Tanpa sadar air mata Valerie mengalir membuat matanya perih. Valerie ingin bangkit, tapi dengan Erlangga yang menindih tubuhnya membuat ia kesusahan untuk bergerak.
Valerie terisak hingga berhasil mengusik tidur Erlangga, perlahan mata itu terbuka membuat pandangan keduanya bertemu, rasa bersalah itu datang lagi melihat mata coklat itu memandangnya dengan tatapan terluka.
'Maafkan aku' sayangnya dua kata itu hanya terucap dalam hatinya, lagi lagi ia menepis jauh jauh rasa bersalah yang menghampirinya.
Tanpa mengucapkan apa pun. ia segera bangkit, memungut pakaiannya yang tergeletak di atas lantai dan berlalu masuk ke dalam kamar mandi. Meninggalkan Valerie yang semakin terisak.
20 menit. Pintu kamar mandi kembali terbuka, Erlangga keluar menggunakan handuk yang terlilit di pinggangnya, memandang Valerie sejenak yang masih tetap pada posisinya sebelum memasuki walk in closed.
Beberapa menit Erlangga keluar dengan pakaian yang sudah lengkap, ia bersiap akan ke kantor, tapi berhenti saat melihat Valerie masih tetap pada posisinya. Takut terjadi apa apa membuat Erlangga segera mengecek keadaannya.
"Ada apa denganmu?"
".."
Tidak ada jawaban sama sekali, hanya isakan kecil yang yang terdengar membuatnya kembali mengulang pertanyaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Valerie
Romance18+ Erlangga Fermillions seorang Billionaire muda yang terobsesi untuk memiliki sahabat kecilnya. Bahkan dia melakukan segala macam cara untuk melukai suami dari wanita yang diincarnya agar bisa mewujudkan keinginannya itu, tapi saat rencananya hamp...