BAB 25

6.8K 280 1
                                    

"Kalian semua pasti sudah sangat tau saya" Ujar Erlangga, saat ini ia sedang mengumpulkan semua karyawan yang bekerja di perusahannya "Saya sama sekali tidak akan melepaskan orang yang telah berani bermain main dengan saya" semua karyawan yang berbaris di depan Erlangga menunduk dengan takut, tidak ada yang berani bicara atau bahkan sekedar bergerak.

"Jadi?" Erlangga menatap mereka satu per satu dengan tatapan mengintimidasi "Ada yang mau ngaku? Sebelum saya sendiri yang bertindak. Saya akan memberikan keringanan jika salah satu di antara kalian mengaku, tapi jika tidak. Maka seperti yang saya katakan tadi. Tidak ada ampun untuk seorang penghianat" ujar Erlangga dingin.

Masih tidak ada yang menjawab membuat Erlangga geram, ia memberi kode melalui tatapan pada tangan kanannya agar segera mengambil bukti bukti yang telah mereka dapat.

"Perlu di putar sekarang, Tn?"

Erlangga menggeleng dengan senyum misterius. "Bukti sudah ada, tapi saya berbaik hati memberi waktu tiga detik untuk yang melakukannya segera mengaku"

"1"

"2"

Erlangga semakin tersenyum misterius kala mendapati salah satu karyawannya yang terlihat gemetar ketakutan.

"3"

Para Karyawan juga karyawati semakin merasa tegang. "Putar" titah Erlangga membuat Daniel mengangguk dan melaksanan perintah.

Di depan semua karyawan juga Karyawati terpampang jelas layar monitor yang menunjukkan pelaku yang sedang menelepon seseorang.

"Semuanya sesuai rencanan Tn, dan saya pastikan tidak akan ada yang curiga. Sih Tn. Bodoh itu bahkan selalu percaya dengan laporan palsu yang saya kirimkan"

"...."

""Masalah itu Tn, tidak usah khawatir, tidak akan ada yang menyadari perbuatan saya, Tn. Bisa percayakan itu pada saya"

Sebuah video singkat yang berhasil membuat seorang pria paruh baya semakin gemetar dan langsung bersujud di depan Erlangga. "Maafkan saya Tn, tolong maafkan kesalahan saya"

"Maaf?" Erlangga terkekeh pelan, namun itu terdengar mengerikan untuk Tuan Arkan yang telah menggelapkan uang besar.

Semua orang yang berada disana diam dengan wajah tidak menyangka. Selama ini mereka tau adalah Tuan Arkan yang baik dan jujur, tapi ternyata apa yang dikatakan orang memang benar. Jangan nilai seseorang dari Covernya.

"Saya memberikan anda jabatan sebagai Manajer keuangan. Bukan berarti anda bisa bermain main dengan saya. Jelas anda tau hukuman yang saya berikan untuk orang yang berani berkhianat." Erlangga menatap satu per satu para pekerjanya, sebelum kembali memusatkan padangannya pada Arkan si tua bangka yang berani menghianatinya. "Bawa ke ruangan Eksekusi" Tuan Arkan semakin gemetar di tempat, sedangkan para pekerja menatapnya dengan kasihan. Tentu saja mereka sudah sangat tau jika orang yang sudah masuk ke ruang Eksekusi tidak akan selamat keesokan harinya.

"Ampuni saya Tn, saya melakukan kesalahan yang besar, tolong jangan hukum saya" Erlangga tidak memperdulikan permohonannya, ia malah menyuruh Anak buahnya agar segera membawanya pergi.

"Tn. Saya mohon bebaskan saya" pinta Tuan Arkan saat tubuhnya diseret keluar dari ruang pertemuan.

"Kalian bisa kembali bekerja, dan kalian semua harus selalu ingat untuk tidak mencoba bermain main dengan saya jika tidak ingin nasib kalian seperti dia" dia yang dimaksud Erlangga tentu saja adalah tuan Arkan yang sudah diserer anak buahnya.

"Tentu Tn, kami semua akan selalu setia"

Erlangga mengangguk dan satu per satu orang orang sudah mulai meninggalkan ruangan untuk kembali melanjutkan pekerjaan mereka.

ValerieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang