BAB 30

7.5K 313 2
                                    

Brak

"BAJINGAN! APA YANG KALIAN LAKUKAN" sebuah suara dobrakan pintu disertai dengan suara menggelegar dapat menghentikan ketiga pria yang akan melecehkan Florencia.

"Axel" ujar Florencia dengan suara lirih sebelum kesadarannya hilang, dan jatuh pingsan karena merasa syok.

Dengan amarah yang membuncah. Axel menghajar ketiga pria itu dan menjauhkannya dari Florencia. Axel hampir saja kalah jika saja anak buahnya tidak datang. Untunglah mereka datang dengan tepat. Sehingga ia bisa membawa Florencia ke rumah sakit.

"Habisi mereka. Buat mereka tersiksa karena sudah berani menyentuh wanitaku" ujar Axel. Ia menggendong Florencia dan membawanya keluar.

Pelan pelan. Axel membaringkan Florencia di kursi. Dan meletakan kepala Florencia di pangkuannya. "Segera ke rumah sakit sekarang" titah Axel pada supirnya.

Segera saja supir Axel mengemudikan mobil meninggalkan gedung tua menuju rumah sakit.

Sampai di depan rumah sakit. Axel segera keluar dari mobil, menggendong Florencia dan membawanya memasuki gedung Rumah sakit,

"Dokter! Dokter!" Seperti orang kerasukan. Axel berteriak memanggil Dokter agar Florencia segera mendapatkan penanganan.

Teriakan yang cukup menggelegar itu tentu saja membuat beberapa Dokter dan perawat menghampirinya dengan mendorong sebuah brankar.

"Aku minta maaf karena gagal melindungimu Flo" Axel ikut mendorong brankar yang kini sudah di tempati oleh Florencia, wanita yang dicintainya.

Florencia dibawa masuk ke dalam ruang UGD, sedangkan Axel dengan cemas menunggu diluar.

Lima belas menit berlalu. Dokter yang menangani Florencia pun keluar membuat Axel segera menghampirinya.

"Bagaimana keadaannya Dok?"

"Tidak ada luka serius, dia hanya sedikit syok dengan kejadian yang baru saja dia alami."

"Dimana sahabatku?" Tanya seorang wanita yang juga merupakan seorang Dokter, ia terlihat khawatir saat Dokter yang menangani Florencia tidak kunjung menjawabnya. "JAWAB DARRIEN, DIMANA FLORENCIA? DAN BAGAIMANA KEADAANNYA?" Tanya wanita yang tidak lain adalah Vivianan. Karena terlalu cemas membuatnya tidak sadar jika sudah membentak dan berkata kasar pada Dokter Darrien.

"Tenanglah Vi, Florencia sudah baik baik saja dan dia sudah sadar. Dia hanya sedikit syok" Darrien sama sekali tidak merasa tersinggung dengan bentakan Viviana, ia memaklumi kekhwatiran yang di rasakannya.

"Jadi, apa saya bisa menemui tunanganku?" Tanya Axel dengan tiba tiba, dia sudah sangat khawatir sekarang.

"Tentu. Tn sudah bisa menemuinya sekarang" ujar Darrien. Tanpa babibu lagi Axel segera memasuki ruangan tempat Florencia.

"Apa dia benar benar tunangan Flo?"

Darrien mengangkat bahu dengan acuh "Kenapa tidak langsung menanyakan itu pada orangnya"

"Menyebalkan!" Kesal Viviana seraya masuk ke dalam ruangan, sedangkan Darrien harus kembali memeriksa pasiennya yang lain.

"Siapa yang berani melukaimu Flo?" Tanya Viviana, ia berjalan mendekat ke brankar sahabatnya itu.

"Hanya sekumpulan preman jalan yang nggak jelas Vi" jawaban Florencia membuat Axel memberinya tatapan bertanya, jelas jawaban itu tidak lah benar, karena Axel tau jika ketiga pria yang menyekap wanita yang dicintainya bukanlah preman, tetapi lebih seperti seorang anak buah yang sudah du perintahkan oleh seseorang.

"Aku tidak perduli dia siapa Flo, yang jelas dia sudah berani menyakiti sahabatku maka aku tidak akan tinggal diam. Dan aku akan segera memberitahu Valerie soal ini" belum sempat Florencia melarang. Viviana sudah keluar dengan menempelkan handphone di telinga kanannya.

ValerieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang