BAB 16

6.6K 289 2
                                    

Waktu berlalu begitu cepat, dan sekarang adalah hari dimana Valerie akan menikah dengan lelaki yang tidak pernah dia duga sebelumnya, dulu dia mengharapkan menikah dengan seseorang yang dicintainya. Namun takdir berkata lain.

Orang bilang pernikahan akan bertahan dengan adanya cinta dan kepercayaan, tapi bagaimana jika sebuah pernikahan terjadi tanpa adanya cinta dari kedua pihak.

Ia sudah menebak pernikahannya yang akan membawa masalah besar bagi hidupnya, tapi hanya itu yang bisa ia lakukan sekarang.

"Sayang" Valerie tersadar dari lamunan panjangnya, ia merasakan tepukan pelan di pundaknya.

"Mami. Papi" tanpa aba aba ia langsung memeluk Ibunya dengan erat, tidak terasa air matanya jatuh.

"Eh kok nangis sih, anak mami nggak boleh nangis. Ini kan hari spesial kamu" ucap Elena, ia melepaskan pelukannya dan menghapus air mata puterinya.

"Papi senang kamu sudah menemukan lelaki yang baik untuk kamu, tapi papi juga sedih karena kamu akan ikut dengan suamimu dan meninggalkan papi"

"No, sampai kapan pun papi tidak akan pernah terlupakan." Valerie memeluk ayahnya, hanya sebentar karena seseorang menerobos masuk ke ruang rias.

"Baiklah, dramanya sudahi dulu. Acaranya akan segera dimulai" beritahu Vano, ia dengan cepat menghampiri adiknya dengan mata berkaca kaca "Kakak masih tidak sanggup jika kamu harus hidup jauh dari kakak"

"Tidak. Meski aku sudah menikah aku tidak akan pernah jauh dari kakak." Valerie memeluk kakaknya hanya sebentar karena acara sudah akan dimulai.

Marwan mengantar puterinya menuju ke tempat dimana mempelai pria sudah menunggu disana. Valerie dapat melihat Erlangga yang berdiri disana seraya memandang ke arahnya, ia sudah terlihat sangat tampan dengan balutan jas yang dikenakannya.

"Aku percayakan puteriku padamu, jaga dia dan berjanjilah untuk membahagiakannya" ujar Marwan dengan tegas.

"Tentu saja" Erlangga berucap mantap dan meraih tangan Valerie agar melingkar di lengannya. Mereka berdua berdiri di atas altar.

Pernikahan mereka diadakan di Hotel bintang lima milik keluarga Fermillions dengan tamu undangan yang mencapai tiga ribuan. Semua berjalan lancar hingga mereka berdua selesai saling menyematkan cincin sebagai simbol pernikahan mereka. Setelah itu Erlangga segera mencium kening Valerie setelah mendapatkan ucapan sang MC.

Acara pernikahan sudah selesai 15 menit yang lalu, dan sekarang Valerie sudah berada di dalam kamar bersama dengan Erlangga.

Valerie menangis, ia meratapi nasibnya yang begitu tragis dan jauh dari bayangannya. Ia sama sekali tidak menyangka akan mengalami masa masa sulit seperti sekarang ini.

"Berhentilah menangis, kau membuatku muak mendengar isakanmu"

"Jangan dengarkan kalo gitu"

"Aku punya telinga"

"Tutup saja"

"Jangan melawanku, bitch. Lebih baik sekarang kau hentikan isakanmu itu"

Valerie mengusap kasar air matanya, ia menghampiri Erlangga yang berada di Sofa dengan laptop di pangkuannya "Aku sekarang sudah menuruti perkataanmu, sesuai keinginanmu aku sudah bersedia menikah dan sekarang sudah resmi jadi istrimu, jadi kau bisa hapus video itu"

"Video apa?" Erlangga menutup laptopnya dan meletakkan di atas meja.

"Tidak usah berlagak bodoh, kau jelas tau Video apa yang ku maksudkan"

Erlangga tersenyum sinis, ia ikut berdiri sehingga sekarang mereka saling berhadapan "Bodoh. Malam itu aku menyentuhmu karena pengaruh obat perangsang, dan itu diluar kendaliku. Jadi apa kau pikir orang yang sedang dipengaruhi obat perangsang sempat melakukan rekaman Video?"

ValerieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang