BAB 18

6.1K 282 4
                                    

Valerie memarkirkan mobilnya di depan rumah elit milik Erlangga, entah kenapa lelaki itu suka sekali membeli rumah tapi tidak menempatinya. Tapi sekarang rumah megah itu tidak lagi kosong karena ditempati oleh keluarga besarnya.

Baru saja ia akan memencet Bell tapi urung karena pintu sudah terbuka lebih dulu "Ko bisa pas?"

"Ya bisa dong sayang, mami kan udah nungguin kamu daritadi. Jadi pas dengar suara mobil mami langsung buka pintu"

Valerie menanggapinya dengan senyum sebelum memeluk Elena dengan erat. "Mami kenapa nggak tinggal di Mension aja sama Valerie?"

Elena tersenyum hangat, mengusap lembut rambut putri sulungnya "Nggak enak lah sayang, lagian kan  suami kamu udah nyiapin rumah buat kami"

"Tapi kan Valerie mau tinggal sama papi, mami, dan kak Vano" Valerie melepaskan pelukannya, memandang Elena dengan bibir mengerucut lucu.

"Udah udah, mami geli lihat kamu kayak gitu. Mending sekarang kita masuk" Valerie mengangguk.

"Grandpa dan Grandma mana mi?" Valerie mengedarkan pandangannya, terlihat sepi.

"Mereka semua ada di taman bagian belakang, ayo kita kesana" Valerie nengikuti Ibunya yang berjalan ke belakang rumah.

Dan benar saja, ternyata di belakang rumah ada sebuah taman yang luas dan sangat terawat. Valerie dapat melihat keluarganya yang sedang bersantai.

"Baby girl" Valerie menghampiri baby girl yang sedang duduk tenang di pangkuan ibunya. "Baby girl lagi main apa?"

Gadis mungil yang berusia dua tahun itu tidak menjawab, hanya memperlihatkan boneka panda kecilnya.

"Baby girl lagi fokus sama mainannya Va, maklum itu boneka baru jadi dia nggak bisa jauh jauh" balas Auntie Ilsi

"Baby girl kok gitu sih" Valerie memasang wajah cemberutnya

"Nggak usah cemberut gitu, udah nikah masih aja kayak anak kecil" ujar Vano yang sangat jelas meledek dirinya.

"Biarin, daripada kak Vano. Udah mau kepala tiga masih sendiri" balas Valerie tidak mau kalah, sedangkan kedua orang tuanya hanya tersenyum melihat interaksi keduanya.

"Suami kamu mana?" Tanya Mu Jeo setelah menyeruput kopinya

"Sibuk kerja" balas Valerie dengan singkat.

"Jadi ceritanya kamu itu lagi marah karena suami kamu sibuk kerja?" Goda Marwan yang sedang duduk di samping Mu Jeo dengan koran di tangannya.

"Tidak" balas Valerie dengan singkat "Oiya Grandma mana?"

"Lagi temenin Il ke kamar mandi"

"Oo, terus kak Viona sama suaminya dimana?" Tanya Valerie, walaupun masih ada rasa sakit melihat mereka, tapi dia harus kuat dan menerima semuanya. Dia tidak ingin hubungan persaudaraannya putus.

"Mereka nggak usah di cari, udah sekarang kamu cicipi soup buatan kakak" Vano memberikan satu mangkuk berisi soup pada adiknya.

"Benar kakak yang buat?" Tanya Valerie penuh keraguan.

"Benar, kalo nggak percaya tanya aja sama Auntie"

Valerie menoleh pada auntie Ilsi yang mengangguk sebagai jawaban, ragu ragu Valerie mencobanya. "Wihh enak banget, kakak sejak kapan bisa masak?" Tanya Valerie.

"Udah lama, kamu aja yang nggak tau" balas Vano.

"Sudau sudah, ayo soupnya dimakan, kakak kamu tadi bikin soup banyak" ujar Elena.

"Wah ada cucu grandma, udah lama sayang?" Tanya sang Grandma.

"Baru aja, ayo Grandma kita makan sama sama"

ValerieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang