Mata Valerie mulai terbuka dan mendapati dirinya yang berada di dalam pelukan Erlangga.
Valerie melirik arloji di tangannya, masih jam setengah enam. Jujur saja Valerie masih sangat malas untuk bangun, tapi mengingat sekarang sudah tidak ada Maid membuatnya terpaksa bangkit.
Valerie menguncir rambutnya dan segera turun untuk memasak. Selesai memasak, ia menaruh masakannya di atas meja.
Valerie kembali ke kamarnya. Melihat Erlangga yang masih tertidur membuatnya mendelik kesal.
"Suami Durhaka emang" gumam Valerie lalu bergegas mandi, dan bersiap.
"Belum bangun juga" Valerie melangkah mendekati ranjang dan menarik selimut yang dikenakan suaminya. "BANGUN! MANDI DAN SIAP SIAP" suara nyaring Valerie berhasil mengganggu tidur nyenyaknya.
"Bentar lagi"
"NGGAK ADA BENTAR BENTAR! BANGUN SEKARANG ATAU AKU SIRAM" ancam Valerie.
Dengan wajah kesal, Erlangga bangun. Dia menatap isterinya yang tersenyum dengan watados-nya. "BISA DIA__"
"Di luar ada Grandma dan Grandpa, kalo mereka dengar suara bentakan mi itu, maka.."
"Kali ini kau selamat" Erlangga berusaha meredam emosinya dan berlalu memasuki kamar mandi dengan wajah kusut.
"Aku tunggu di bawah" Setelah menyiapkan pakaian untuk Erlangga dan meletakkannya di atas kasur, Valerie pun segera ke bawah dengan cekikikan, mungkin karena belum sadar sampai suaminya itu lupa jika kamar mereka kedap suara.
Setelah mandi dan mengenakan pakaian yang disediakan Valerie, ia pun segera menyusul ke bawah.
Aroma masakan yang menggoda menyambut indera penciuman Erlangga saat sampai di meja makan.
"Selamat pagi semua, pagi sayang"
Cup
Mulut Valerie terbuka saat Erlangga mencium pipinya, tapi buru buru ia kembali menormalkan ekspresinya karena sadar jika Erlangga melakukan itu karena ada Grandpa dan Grandma, jadi dia juga harus melakukan perannya sebagai isteri yang baik dengan mengambilkan makanan untuk Erlangga.
"Grandma jadi senang ngeliat kalian berdua" ujar Grandma seraya mengambil lauk pauk dan mulai memakan sarapannya.
Mereka makan dengan tenang. Setelah makan, Grandpa Jeon tiba tiba menyodorkan sebuah kertas pada Valerie
"Ambil ini" Valerie terkejut menerima sodoran kertas dari Grandpa
"Tiket?" Gumam Valerie dan memperlihatkannya pada Erlangga.
"Tiket untuk apa Grandpa?" Tanya Erlangga
"Tiket keluar negeri, hitung hitung kalian honeymoon" Benar benar hebat, menurut Valerie, Grandpa Jeon itu pendiam dan sekalinya berbicara akan mengejutkan.
"Kami belum bisa honeymoon Grandpa, kerjaan ku di kantor masih banyak dan tidak bisa di tinggalkan"
"Kalo mengikuti pekerjaan, maka sampai kapan pun kau tidak akan punya waktu untuk isterimu" sahut Grandma
"Tapi kali ini pekerjaanku memang benar benar tidak bisa ditinggal Grandpa" ujar Erlangga meminta pengertian
"Grandpa tidak menerima penolakan"
"Baiklah, kalo begitu kami berdua akan berangkat seminggu lagi" putus Erlangga.
"Kenapa harus seminggu?" Tanya Valerie setelah dari tadi diam
"Aku harus menyelesaikan beberapa pekerjaan penting, baru setelah itu aku akan meminta sekretarisku agar mengosongkan jadwalku"
"Baiklah" Sebenarnya Valerie sama sekali tidak kepikiran untuk Honeymoon, tapi karena ini pemberian dari Grandpa maka dia tidak bisa menolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Valerie
Storie d'amore18+ Erlangga Fermillions seorang Billionaire muda yang terobsesi untuk memiliki sahabat kecilnya. Bahkan dia melakukan segala macam cara untuk melukai suami dari wanita yang diincarnya agar bisa mewujudkan keinginannya itu, tapi saat rencananya hamp...