BAB 29

6K 257 3
                                    

"Liatin apa?"

Buru buru Valerie meletakan foto itu ke tempat semula dan langsung berdiri tegak menghadap Dav. "Tidak ada."

Dav menatapnya curiga. "Kalo kau sudah selesai cepat turun" ujar Valerie, sebelum Dav bertanya, ia sudah lebih dulu keluar dari kamar dengan langkah lebar.

"Aku yakin kau akan kepikiran soal foto itu" Dav berjalan mendekat ke ranjang miliknya, berjongkok dan meraih foto yang tadi Valerie lihat, memandangnya dengan sinis sebelum meremas foto yang sudah berpindah ke tangannya dengan kuat.

"Sebentar lagi, sebentar lagi dan semuanya akan selesai" tambahnya dengan senyuman yang terlihat menakutkan. Ia melempar foto itu ke sembarang arah lalu dia segera keluar menyusul Valerie.

"Siapa yang memasak?" Tanya Dav setelah sampai di ruang makan, Dav duduk di samping Valerie.

"Nyonya Tn" jawab patricia yang berdiri di samping Dav bersiap untuk mengisi piring Tuannya.

"Kau ternyata cukup berbakat" bisik Dav membuat Valerie tersadar dari lamunannya. Jujur saja sedari tadi Valerie terus memikirkan foto itu, dan kenapa Dav menyimpannya?

"Kau bilang apa?"

"Lupakan saja, sekarang aku ingin makan, jadi ambilkan aku makanan"

"Tapi kan ada Patricia"

"Tn. Mau makan apa?" Tanya Patricia

"Tidak perlu, biarkan Valerie yang melakukannya"

Valerie mendengus kesal lalu mengisi piring Dav dengan lauk yang tersedia. "Makan yang kau suka, yang tidak kau suka tidak usah di makan, sisa aja" ujar Valerie lalu ikut mengisi piringnya.

"Patricia, panggil semua Maid disini untuk ikut makan. Lagipula yang kita masak cukup banyak" suruh Valerie

"Tapi Nyonya.."

"Turuti" titah Dav membuat Patricia mengangguk dan segera memanggil mereka semua.

.
.
.

"Kami berdua sudah mencari Nyonya di rumah sakit, Tn. Tapi tidak ditemukan" ujar salah satu bodyguard Valerie dengan menunduk takut di depan Erlangga yang terlihat mengerikan.

"Benar Tn, bahkan kami sudah berpencar untuk mencarinya" tambah bodyguard satunya lagi.

"Dasar tidak berguna, saya sudah memberi tugas kalian untuk selalu mengikuti Valerie kemana pun dia pergi" geram Erlangga. Ia bangkit dari kursinya dan segera menghampiri dua bodyguard yang menurutnya tidak becus. "Dalam lima menit kalian belum menemukannya, aku tidak akan segan segan menghabisi kalian" Erlangga keluar dari ruangan Valerie menuju parkiran. Emosinya benar benar akan siap meledak kapan saja, mendengar dari anak buahnya jika mereka gagal membuat Dokter Darrien celaka membuatnya semakin menggila. Terlebih lagi, Eric sudah bisa berjalan meski masih sedikit pincang.

Jelas jelas mobil milik Valerie ada di sini, tapi kenapa sang pemilik tidak ada. Ini membuat Erlangga semakin yakin, jika wanita jalang itu lah yang telah ikut campur sehingga rencananya gagal. Erlangga tersenyum sinis.

Tidak lama ada sebuah mobil yang berhenti di depannya, seorang pria yang sudah dikenal Erlangga turun, tapi bukan itu yang membuat amarah Erlangga keluar, tapi seseorang wanita yang turun bersama dengannya.

"Ini yang kau maksud dengan kerja?" Tanya Erlangga dengan sinis.

"Erlangga!" Kaget. Ia sama sekali tidak tau jika Erlangga akan datang ke tempat kerjanya.

"Pulang!" Ujarnya dingin, ia bahkan tidak repot repot mendengar lawan bicaranya. Erlangga hanya terus menarik tangan Valerie dengar kasa, ia membuka pintu mobil dan mendorong tubuh Valerie ke dalam mobil, dan menutupnya dengan keras.

ValerieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang