D e l a p a n

853 155 2
                                    

Sudah satu bulan sejak kejadian dimana Abian harus dirawat karena kehujanan, dan hal itu cukup menjadi pelajaran bagi pria mungil itu untuk tidak lagi memaksakan diri berlari dibawah guyuran hujan.

Abian kembali bekerja menjadi sekertaris Galaksi, Abian menyukai bagaimana Galaksi memperlakukan dirinya dengan baik dan ramah, walau terkadang memang agak dingin.

"Bian." panggil Galaksi yang berdiri didepan meja Abian.

Pria yang lebih muda menatapnya dengan sendu, lalu berdiri untuk segera memberi hormat.

"Ada keperluan apa pak?" tanya Abian.

"Malam ini saya lembur, jadi tolong kamu kerumah saya ambil baju untuk saya." titah Galaksi.

Abian mengangguk mengerti, "Saya ikut lembur apa tidak pak?"

Galaksi mendelik, "Ikutlah, kamu kan sekertaris saya. Mana ada sekertaris pulang lebih dulu daripada bos."

"I-iya pak, saya kan cuma nanya." cicit Abian pelan.

"Ya sudah, saya tunggu 1 jam lagi baju saya."

"Baik pak."

Dan kemudian, Abian segera bergegas untuk bersiap menuju rumah Galaksi, dengan senyuman tipisnya Abian melangkah keluar dari  gedung kantor, sesekali juga menyapa para karyawan yang lewat.

—————
F A I T H
—————

Saat ini Abian tengah berada didalam taksi yang akan membawanya kerumah bos nya, Abian terus menatap ke arah jendela mobil itu, memikirkan berbagai macam hal.

Salah satunya adalah, membatalkan perjodohan nya dengan Sakura.

Satu bulan sudah cukup membuat Abian sadar bahwa Sakura tidak benar-benar serius tentang perjodohan ini.

Helaan nafas berat Abian terdengar begitu saja, supir taksi yang menyetir sedikit tersenyum ramah sebelum akhirnya ia bertanya.

"Lagi banyak pikiran mas?" tanya supir taksi itu.

Abian tersadar dari lamunannya, lalu menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal, hanya sengaja Abian garuk karena malu ketauan kalau dirinya nampak seperti orang yang berlebih beban pikiran.

"Yah begitulah pak, namanya hidup." Abian membalas ucapan supir itu.

"Jangan terlalu mas pikirin, jalani saja. Ikuti apa kata hati mas mau nya bagaimana." ujar supir taksi lagi.

Abian terlihat menerawang ucapan supir taksi itu, hanya sebentar sampai akhirnya ia kembali berujar.

"Kalau kata hati saya mau nya melakukan kesalahan, bagaimana pak?" tanya Abian.

Supir taksi itu terkekeh pelan, "Kesalahan nya seperti apa dulu ini mas?"

Abian mengigit bibir bawahnya meredakan kegugupan yang meluap di dirinya.

"Kalau... Kesalahan nya adalah menyukai seseorang yang sejenis dengan saya, saya harus apa pak?" suara Abian meremang.

Supir taksi itu masih sedikit tertegun dengan ucapan Abian, namun tak lama ia kembali tersenyum lembut layaknya seorang ayah yang mengerti anaknya.

"Kita gak pernah tau pada siapa hati kita menaruh harapan kasih kan mas, jadi kalau bagi mas itu adalah hal benar, ada baiknya mas perjuangkan dulu." tutur supir itu.

𝐁𝐥𝐮𝐞 𝐍𝐞𝐢𝐠𝐡𝐛𝐨𝐮𝐫𝐡𝐨𝐨𝐝 [CHANBAEK END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang