Kalau diteliti, rasanya semua hal terasa sudah sempurna, sudah berada pada tempatnya, sudah paling benar dan enggak ada sebuah kesalahan lagi.
Pada hari ke-tujuh selepas perelaan bunda pada cinta Abian dan Galaksi, kedua pria itu semakin lekat, menempel layaknya perangko.
Ditambah lagi perihal Abian yang sudah dipindahkan ke perusahaan utama Giordano, menjadi pekerja marketing biasa bersama orang-orang yang paham seperti apa dirinya dan Galaksi.
Rasanya, semua sempurna dan indah sekali.
—
Galaksi, pria tinggi itu habiskan jam makan siangnya di ruangan rapat. Sendirian, tanpa siapapun yang menemaninya, pikiran nya banyak sekali melayang pada hal-hal mengenai perusahaan, kepala nya sakit juga terasa berat.
Tapi, rupanya Galaksi mungkin melupakan satu hal, saat ini Abian berada di perusahaan yang sama dengan nya.
Maka, ketika Galaksi yang masih sibuk mempertahankan kondisi nya dengan menyenderkan kepalanya pada kursi kerjanya dengan nyaman itu, ia harus mengeram kesal sebab sebuah langkah yang masuk tanpa mengetuk pintu membuat dirinya terganggu bukan main.
"Siapa pun itu, tolong keluar sekarang." Katanya memerintah.
"Ah maaf pak, saya kira ruangan ini kosong." Balas pria yang baru masuk tadi.
Galaksi angkat kepalanya dengan cepat, tanpa panjang lebar ia beri senyuman manis sembari melebarkan tangannya.
"Abian, peluk." Katanya manja.
Pria itu, Abian Tarrano. Tertawa renyah atas permintaan Galaksi yang terdengar aneh dan nggak masuk akal. Abian hanya membalas gelengan pelan sambil berjalan masuk setelah menutup pintu ruangan rapat itu.
"Masih dikantor, nanti kalau karyawan masuk, saya mau dikira apa coba?" Tanya nya.
Galaksi merengut, "Siapa yang berani sama calon saya? Saya pecat!" Katanya sombong.
"Dasar kamu." Abian mengejek heran, kemudian menyodorkan kotak makanan berwarna biru ke depan Galaksi.
Galaksi pandangi kotak makan itu, kemudian menatap Abian kembali.
"Dunia saya sempurna rasanya, terimakasih ya Abian, saya senang sekali bisa temukan kamu, bisa dampingi kamu sampai titik ini." ucap Galaksi.
Abian tersenyum malu, "Galaksi, saya juga senang karena kamu bisa temukan saya, bisa beri tau saya banyak hal yang enggak pernah saya pahami." balas Abian.
"Tuhan, baik ya."
"Iya, baik sekali sebab beri saya kesempatan untuk bisa bersama manusia seperti kamu, manusia yang luar biasa hebat."
Keduanya larut kembali dalam sebuah tatapan yang saling mengunci, Galaksi meraih telapak tangan Abian, kemudian menarik Abian perlahan untuk segera duduk dipangkuan nya.
Saat ini, posisi Abian sudah dipangku oleh Galaksi, diatas kursi kerja itu Abian memeluk Galaksi dan menyembunyikan wajah nya di leher atasanya itu.
"Abian, gimana hari nya? Baik atau enggak?" Tanya Galaksi sambil mengelus rambut Abian.
"Baik, kalau kamu bagaimana harinya?" Abian balik bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐥𝐮𝐞 𝐍𝐞𝐢𝐠𝐡𝐛𝐨𝐮𝐫𝐡𝐨𝐨𝐝 [CHANBAEK END] ✅
Fanfic-̲ Isi nya cuma perjuangan yang enggak ada hentinya. ----- BXB ⚠️ LOKAL ⚠️