Season 2 : 12

595 114 74
                                    

Perjalanan pulang nggak pernah terasa semenegangkan ini, nggak pernah secemas ini, enggak pernah juga terasa semenyakitkan ini.

Dalam mobil dengan keheningan itu, Abian sandarkan kepalanya pada kaca mobil, biar terbentur keras lalu ia bisa lupa ingatan saja.

Kepala nya sakit, suara berisik yang meneriaki tangisan frustasi terus masuk kedalam pikirannya.

Abian takut, takut kalau nanti bunda marah dan pergi meninggalkan dirinya.

Takut, kalau-kalau nanti bunda kembali membuat kisah nya dan galaksi kandas seperti dahulu. Ia merasa gak masalah kalau harus dibentak atau dimarahi sebegitu kerasnya, Abian berani sumpah dirinya nggak akan mempermasalahkan hal itu.

Yang ia takutkan cuma dua hal: Bunda yang pergi, dan Galaksi yang menyerah.

"Galaksi..." Panggilnya lirih.

Pria tampan yang sejak tadi sibuk dengan jalanan itu menoleh sebentar, lantas kembali memperhatikan jalanan setelah membalas dengan suara deheman.

"Kisah kita... Berat ya?" Tanya Abian.

Galaksi terkekeh lucu, "Enggak sama sekali, soalnya kita sama-sama." Jawabnya.

Abian raih telapak tangan besar milik Galaksi, ia genggam tangan itu dengan lembut, mata indah nya terus tertuju pada jari-jari besar pria nya.

"Apapun kata bunda nanti, tolong jangan menyerah ya." Ujarnya.

"Iya, Abian." Jawab Galaksi pelan.

Bunda enggak pernah lupa sekalipun, fakta kalau dirinya yang meletakan luka untuk putra manisnya, bunda enggak pernah lupa. Pernah mencoba ingin melupa, tapi tangisan sang putra tiap malam membuat dirinya malu.

Tapi sekali lagi, bunda merasa enggak papa kalau menyakiti Abian demi kelancaran masa depannya, begitu pikirnya. Padahal bunda jelas gak pernah ngerti sakitnya sang putra yang dipaksa pisah, hasilnya Abian cuma bisa pasrah.

Jadi, ketika bunda dengar suara mobil yang ia kenali itu, bunda memilih berjalan cepat menuju ke depan rumah. Sampai disana, bunda di hadapkan pada sebuah kenyataan yang gak pernah bisa ia tolak sekalipun, putranya yang turun bersama Galaksi, bunda ingin menangis sekarang.

Berita yang tersebar luas, bunda dengar dan marah. Suara ejekan dari beberapa tetangga yang tau mengenai putranya dan Galaksi itu menyapa nya ketika baru saja selesai mengantar kue.

Bunda lelah, tapi Abian enggak pernah mau paham.

Ketika Abian tepat sampai di depan bunda, bunda nggak bisa menahan lagi amarah dan kekecewaan nya selama ini, untuk pertama kalinya lagi, bunda melayangkan sebuah tamparan kuat di pipi tembam putranya yang sudah terluka itu.

Abian terkejut sampai nggak sanggup menahan berat tubuhnya, ia akan jatuh di tanah kering itu kalau saja Galaksi tidak meraih tubuhnya dengan cepat.

Sambil menangis, bunda menunjuk Abian dengan wajah teramat marah.

"BUNDA ADA SALAH APA SAMA KAMU?!" Murkanya.

Abian menangis tersedu-sedu, ia melepaskan pegangan Galaksi pada pundaknya, lantas kembali mendekati bunda yang masih menunjuknya.

"Bunda... Bunda enggak salah, maaf bunda maaf. Abian cuma bisa kasih kecewa, maaf bunda. Abian ucapkan maaf yang paling dalam." Ucapnya.

𝐁𝐥𝐮𝐞 𝐍𝐞𝐢𝐠𝐡𝐛𝐨𝐮𝐫𝐡𝐨𝐨𝐝 [CHANBAEK END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang