"Ingat pertama kali kita ketemu enggak?"
"Ingat, bahkan masih bisa dibayangkan."
Sore itu di dalam mobil yang berjalan tenang menyusuri jalanan padat, Galaksi tersenyum hangat pada seorang manusia yang membuatnya jatuh cinta, membuatnya mengerti maksud Tuhan jalan terbaik.
Ketika mencintai, rasanya lebih hebat dari apapun. Ketika berjuang, rasanya menyenangkan sekaligus menyesakan, dan ketika sampai tujuan, rasanya enggak perlu terucap sebuah kata lelah atau penyesalan.
"Kalau sore itu saya nggak ke minimarket depan komplek kamu, kira-kira kita sekarang apa ya? Bersama siapa." Kata Galaksi masih memandangi jalanan.
"Kita, pasti bukan apa-apa kalau nggak bertemu satu sama lain." Jawab Abian.
Galaksi menyetujui apa yang pria mungil disampingnya ini katakan. Beruntung, takdir masih baik pada mereka yang kurang begini.
"Jatuh cinta saya ke kamu itu, luar biasa." Abian berucap setelah menanti Galaksi yang enggak kunjung berbicara.
Pria yang sedang sibuk dengan jalanan ramai itu kembali anggukan kepalanya setuju, tanpa membalas apa yang Abian katakan.
Abian maklumi, ia raih sebelah tangan galaksi yang menganggur, ia genggam dengan pelan, mengelus perlahan.
"Galaksi, jangan pergi ya."
"Memang nya saya mau kemana?" Galaksi bertanya.
"Kemanapun, kalaupun mau pergi tolong bawa Abian ya. Kita pergi sama-sama."
"Mau kemana?"
"Ke tempat indah, mau?" Abian menyodorkan sebuah pilihan pada pria nya.
Galaksi mengiyakan, "Pilih aja tempatnya, nanti kita pergi sama-sama, kita berbahagia disana ya." Ujarnya.
"Iya, kita bisa jadi diri kita sendiri disana, nanti saya pilihkan tempat yang baik."
"Iya Abian."
Sunyi kemudian, perjalanan lebih lambat dan membosankan. Galaksi terus sibuk memperhatikan jalanan, dan Abian yang turut andil dalam kesunyian itu dengan membiarkan dirinya terlelap di kursi belakang.
—
Wajah cantik milik bunda, adalah pemandangan pertama yang Abian dan Galaksi lihat ketika sampai di halaman rumah Abian.
Wanita paruh baya itu memeluk putranya, lalu beralih pada Galaksi dengan membiarkan pria tinggi itu menyalami tangannya.
"Kenapa masih di rumah? Bunda bilang mau pergi antar kue."
"Yang tadi sudah di antar, cuma ini ada beberapa yang mau di antarkan ke toko kue langganan, mau ikut?" Bunda tanya dengan wajah meledek.
Abian terkekeh, "Enggak ah, Abian capek banget bun, coba tanya Galaksi mau nggak?"
"Kalau bunda berkenan diantarkan, Galaksi bisa saja." Ujar pria itu.
Bunda tersenyum hangat, sangat indah sampai membuat Galaksi tersenyum lebar dibuatnya.
"Huss! Kamu kenapa senyum-senyum begitu?"
Galaksi tergagap, lalu tertawa riang. Malu karena bunda melihat dirinya dalam bentuk senyum yang aneh.
"Itu, senyum bunda cantik." Kata Galaksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐥𝐮𝐞 𝐍𝐞𝐢𝐠𝐡𝐛𝐨𝐮𝐫𝐡𝐨𝐨𝐝 [CHANBAEK END] ✅
Fanfiction-̲ Isi nya cuma perjuangan yang enggak ada hentinya. ----- BXB ⚠️ LOKAL ⚠️