Warning! Membahas permasalahan sexual dan kepercayaan! Kalau ada yang tidak nyaman, mohon untuk close. ⚠️
——————————————————————Galaksi kembali dari minimarket yang memang berada sangat dekat dengan rumah sakit dimana abian dirawat sementara.
Langkahnya ia percepat lantaran teringat ucapan Abian yang menyuruhnya untuk menelfon bunda pria kecil itu.
Sesampainya didepan ruangan rawat Bian, ia langsung saja masuk kedalam dengan tergesa, pemandangan yang pertama ia lihat adalah Abian yang tengah tersenyum memandangi ponsel nya.
"Kamu bisa main ponsel sendiri, terus kenapa saya yang harus telfon bunda kamu?" tegur Galaksi ketika ia sudah duduk di tepi ranjang Abian.
Abian tentu terlonjak kaget dengan ucapan bos nya itu, kemudian cepat-cepat ia meletakan ponselnya ke nakas.
"Udah gak main ponsel lagi." balas pria mungil itu santai.
Galaksi menggelengkan kepalanya heran, "Dasar kamu ini."
Mata doe Abian menatap ke arah plastik yang terdapat di nakasnya, cukup besar.
"Isi nya apa aja ini mas? Kayaknya banyak." ucap Abian.
"Memang banyak, saya beli buah-buahan buat kamu."
Abian mengangguk kecil, "Mas... "
Galaksi tidak membalas dengan ucapannya, seperti biasa pria besar itu hanya akan membalas dengan deheman singkat, agaknya memang Galaksi adalah tipe pria yang malas hanya untuk sekedar membalas panggilan.
"Telfonin bunda." pinta Abian dengan mata yang menyerupai puppy.
Dan demi tuhan, Galaksi hampir tersedak ludahnya sendiri saat melihatnya. Sejak tadi Galaksi lumayan memikirkan perubahan sikap Abian saat sakit, rasanya anak itu jadi agak clingy dengannya.
"Iya saya telfonin nih, untung ada nomor nya karena sering pesen kue." ujar Galaksi.
Hendak menjauh dari ranjang Abian, namun lagi-lagi rupanya anak seperti Abian tidak mau ditinggal sendirian walau hanya untuk menelfon.
"Kenapa Bian?" tanya Galaksi ketika tangannya tercekal.
Abian menggeleng lemah, "Disini aja, yah mas?"
"Ya, yaudah." jawab Galaksi menahan gugupnya.
Setelah mendial nomor dan menekan panggilan, cukup lama untuk akhirnya panggilan itu tersambung pada bunda Abian.
"Halo bu?" Galaksi menyapa terlebih dulu.
"Iya halo, ini... Galaksi?" bunda bertanya disebrang telfon sana.
"Ya bu,"
"Ada apa nak Galaksi?" tanya bunda.
"Uhm, begini bu. Abian sedang dirawat di rumah sakit karena tadi dia hujan-hujanan bu."
Abian mendelik tajam, wah! Kenapa Galaksi malah bilang pada bunda kalau dia hujan-hujanan? Kesannya seperti Abian sengaja main dibawah guyuran hujan! Padahal kan Abian di paksa Sakura.
"Hah! Yang benar nak Galaksi?! Astaugfirullah, ya sudah kalau begitu. Kamu kirim alamatnya pada bunda ya nak, bunda kesana." ujar bunda, nada cemasnya sangat kentara.
Wajar, Abian anak satu-satunya.
Manja pula.
"Iya bu, kalau begitu saya matikan panggilan nya bu." ucap Galaksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐥𝐮𝐞 𝐍𝐞𝐢𝐠𝐡𝐛𝐨𝐮𝐫𝐡𝐨𝐨𝐝 [CHANBAEK END] ✅
Fanfiction-̲ Isi nya cuma perjuangan yang enggak ada hentinya. ----- BXB ⚠️ LOKAL ⚠️