L i m a

920 177 9
                                    

Hari pertama Abian bekerja menjadi seorang sekertaris, dan saat ini ia hanya bisa duduk tenang sambil menunggu apa yang bos nya perintahkan padanya.

Sebetulnya Abian cukup terkejut ketika Galaksi— bos kantornya, mengatakan hal yang lumayan vulgar, tentu saja otak Abian berfikir macam-macam tentang pria itu kan.

"Serius bingung deh, kalo cowok yang pegang-pegang pak Galaksi masa masih bisa sensitif?" gumam Abian pada dirinya sendiri.

"Ini jam bekerja Abian, kalau mau memikirkan hal semacam itu bisa nanti saja." ketus pria yang berdiri tepat didepan meja kerja Abian.

Kepala Abian mendongak, menatap kaget pada orang itu, cepat-cepat ia berdiri.

"Mas— pak Galaksi daritadi disitu pak?" tanya Abian.

"Menurut kamu?"

"Eum, maaf pak. Ada apa?"

Galaksi menyerahkan map merah pada Abian, "Tolong laporan nya nanti diberikan sama ketua tim pemasaran."

"Baik pak, ada lagi?"

"Atur jadwal saya besok, jam 1 siang tolong kosongkan jadwalnya." titah Galaksi lagi.

"Baik, sudah pak?" Abian kembali bertanya.

Galaksi memutar bola matanya jengah, "Kamu ini udah kayak resepsionis kantor ya Bian, ramah."

"Ya masa saya sama atasan harus kerja sambil marah-marah pak." Abian menyengir kuda.

"Iya juga, yaudah lanjut kerja."

"Baik pak."

—————
F A I T H
—————

Wanita paruh baya yang menggunakan dres batik itu mengarahkan pandangan nya mencari seseorang, lupa untuk membawa ponsel nya. Maklum.

"Kok lama ya?" gumam nya.

"JENG MELINDA!" pekik wanita yang tak kalah cantik nya juga berjalan ke arah wanita bernama Melinda itu dengan sebuah senyuman lembut nya.

Keduanya saling bersalaman, berpelukan kemudian tertawa renyah, sudah lama mereka tidak begini.

"Apa kabarnya?" tanya Melinda, wanita ini adalah bunda Bian ngomong-ngomong. 


"Baik dong jeng, eh iya saya denger Abian udah kerja ya?"

"Iya alhamdulilah deh, denger dari siapa jeng Erna?" Melinda bertanya bingung.

Erna tertawa renyah, lalu memegang tangan Melinda dengan riang, "Sakura yang ngasih tau saya loh, katanya Abian yang ngabarin dia. Alhamdulillah ya Sakura sama Abian semakin dekat hubungan nya."

Gurat bahagia terlihat jelas diwajah Melinda kala mendengar berita itu, Melinda tau, Abian tak akan pernah bisa mengecewakan bunda nya ini.

"Alhamdulilah kalau begitu, jadi pernikahan nya bisa dipercepat." ujar Melinda.

"Iya nih, waduh gak sabar jadi besan dan nimang cucu ya jeng." balas Erna tertawa bahagia.

Obrolan mereka berdua berlangsung hingga senja menjemput, tak ada hal lain yang mereka bahas disana, benar-benar murni hanya membahas tentang persiapan pernikahan kedua anak mereka.

—————
F A I T H
—————

"Akhirnya selesai juga ngatur jadwalnya, jam ber— "

"Kamu masih belum pulang Bian?"

Suara yang memiliki ciri khas ini, tentu Abian mengenalinya, sebelum berdiri ia sempatkan untuk menatap lawan bicaranya.

𝐁𝐥𝐮𝐞 𝐍𝐞𝐢𝐠𝐡𝐛𝐨𝐮𝐫𝐡𝐨𝐨𝐝 [CHANBAEK END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang