Pusat perhatian para pengunjung mall itupun ada yang bercabang untuk melihat apa yang sebenarnya tengan terjadi di depan toko aksesoris itu.
Abian yang mulai tersadar bahwa ia dan tiga orang lain nya tengah menjadi pusat perhatian, pelan-pelan memundurkan langkahnya hingga berada di samping tubuh tinggi Galaksi.
Ragu-ragu Abian mencengkram baju yang Galaksi gunakan, dan sinyal itu dapat dengan mudah Galaksi mengerti.
"Gak papa Bian, ada saya." bisik Galaksi pelan.
Lalu, pria tinggi itu mengucap maaf sebagai pelebur rasa bersalah sebab sudah menganggu waktu para pengunjung lain nya.
Sambil menggenggam tangan mungil milik Abian, Galaksi berjalan cepat menuju arah basement tempat ia memarkir mobilnya.
"Kita gak jadi makan mas?" tanya Abian lirih.
Galaksi menggeleng sambil membukakan pintu mobil disampingnya untuk Abian, "Di apartement saya ada makanan, baru beli sebelum pergi tadi."
"HAH?!" pekik Abian terkejut ketika mendengar apartement.
Sedangkan Galaksi hanya menghela nafas, sedikit mendorong tubuh yang seperti rapuh itu untuk segera masuk kedalam mobil.
"Pakek sabuk pengaman nya Bi." ucap Galaksi memakaikan sabuk pengaman untuk Abian.
Jarak keduanya sangat dekat, bahkan bisa dikatakan intim jika ada orang yang melihat keduanya dalam posisi ini, tapi Galaksi memilih untuk bersikap tak peduli dan masih dengan nyaman memandangi wajah sendu Abian dari jarak kurang dari 10 cm.
Wajah Abian memerah malu, "M-mas ah, jangan deket-deket."
Galaksi tersenyum tipis, "Kenapa? Malu ya?"
Abian menganggukan kepalanya dengan cepat, kemudian kembali menunduk karena tak sanggup melihat bibir Galaksi yang tepat berada didepan nya.
"Bi." panggil Galaksi lembut.
"I-iya mas?" jawab Abian tanpa menatap Galaksi.
Dengan gerakan halus, Galaksi meraih dagu mungil Abian kemudian mengangkatnya hingga akhirnya pandangan keduanya bertemu, Galaksi mengumbar senyum manis nya pada Abian.
"Kalau saya ajak bicara, tatap saya Bi." kata Galaksi.
"Iya mas, Abian kan malu." cicit Abian terdengar lucu.
"Malu kenapa hm? Malu karena ketauan kalau kamu cinta saya ya?" tanya Galaksi dengan nada menggodanya.
Abian memukul dada bidang kepunyaan Galaksi, entah bagaimana caranya mood Abian yang tadinya buruk kini perlahan membaik karena ucapan Galaksi yang penuu godaan ini.
"Udah diem mas." ucap Abian pelan.
"Iya deh saya diem," balas Galaksi lalu dengan cepat mencuri satu kecupan di kening Abian sebelum menutup pintu mobil itu.
Jantung Abian semakin berdebar lebih kuat, rasanya bahkan hampir lepas jika saja Abian tak menahannya, entah bagaimana menahan nya yang pasti Abian merasa sangat malu kini berhadapan dengan Galaksi.
—
"Ayo masuk Bi." ajak Galaksi menarik tangan Abian untuk memasuki unit apartementnya yang mewah.
Ketika masuk, Abian tak bisa untuk tak terperangah dengan interior apartement milik bos nya ini, sangat indah dengan nuasa krem yang kentara sekali.
"Apartement nya bagus mas." puji Abian sambil melirik Galaksi yang sibuk di meja makan.
"Lebih bagus kalau kita berdua tinggal bareng disini." celetuk Galaksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐥𝐮𝐞 𝐍𝐞𝐢𝐠𝐡𝐛𝐨𝐮𝐫𝐡𝐨𝐨𝐝 [CHANBAEK END] ✅
Fanfiction-̲ Isi nya cuma perjuangan yang enggak ada hentinya. ----- BXB ⚠️ LOKAL ⚠️