Demi senyuman yang sudah membuatku mampu bertahan disetiap kondisi hidupku itu, segalanya akan kulakukan sekalipun sebuah jalan bebatuan tajam yang harus dilewati.
-----"Bian! Anterin kue pesenan temen bunda dong nak!" teriak bunda menggelegar dirumah berdesain klasik itu.
"Iya bunda!"
Lalu, suara langkah kaki turun dari tangga kayu rumah itupun terdengar. Abian muncul dengan gaya rapi nya namun masih terkesan santai.
"Mana bun kue nya?" tanya Abian menyodorkan tangannya.
Bunda mengambil kue yang ada di meja kemudian memberikannya pada sang anak dengan hati-hati.
"Habis anterin ke alamat ini, kamu langsung ketemuan sama calon istrimu ya." ujar bunda.
"Loh bun, katanya lusa." keluh Abian.
Bunda menggeleng pelan sembari tersenyum, "Hari ini aja, biar gak repot keluar berkali-kali."
"Yah bun, tapikan- "
"Abian, nurut sama bunda ya..."
Tidak, jika dalam posisi seperti ini sudah jelas Abian tidak akan menolak apapun mau bunda, sekalipun hatinya menolak.
"Ya udah, dimana ketemuan nya?" tanya Abian.
Senyum bunda merekah layaknya bunga mawar indah, Abian suka senyum itu dan berjanji tidak akan pernah mengambil senyum cantik yang bunda punya.
"Cafe peace, meja nomor 5 ya." balas bunda.
Abian mengangguk, menyalami tangan bunda dan setelah itu berucap salam lalu pergi dari rumahnya.
-----
F A I T H
-----Galaksi, rasanya lelaki itu hampir mati dibuat oleh mama nya hari ini, alasan nya hanya perihal ia membuat berantakan rumah nya itu.
"Capek tau mam!" teriak nya.
Ruangan besar itu sunyi, hanya di isi oleh suara Galaksi dan beberapa pekerja rumah nya, tapi Galaksi tak peduli, dia memilih merebahkan dirinya di sofa tengah rumah nya itu dengan nyaman.
Mata pria itu hampir saja terpejam dengan sendunya ketika lagi-lagi Galaksi harus berusaha menelan keinginannya untuk tidur karena bunyi bell.
"Iya tunggu kek sabar!" geramnya sambil berjalan ke arah pintu dengan malas.
Ketika Galaksi membuka pintu utama rumahnya itu, mata setajam elang milik Galaksi beradu dengan mata doe yang indah milik pria lain nya, Galaksi seperti kenal mata ini.
"Loh inikan bapak yang di minimarket?" tanya Abian bingung sendiri.
Galaksi sadar dari lamunan nya, kemudian mendengus, "Saya masih muda ya! Oh- ngomong-ngomong kamu ngapain disini?"
"Nih kue."
"Saya gak pesen kue, eh jangan-jangan kamu ini suka sama saya terus ngikut- "
"Maaf, bapak bukan tipe saya." potong Abian sarkas.
Galaksi terdiam sebentar sebelum kembali mendengus, "Kamu pikir kamu tipe saya, maaf bukan, terlalu pendek."
"Bapak aja yang ketinggian."
"Gak usah dibahas gak penting." ucap Galaksi membuat keduanya terdiam.
Sunyi yang melingkupin keduanya sebelum akhirnya suasana sunyi itu terganti dengan sapaan wanita, mama Galaksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐥𝐮𝐞 𝐍𝐞𝐢𝐠𝐡𝐛𝐨𝐮𝐫𝐡𝐨𝐨𝐝 [CHANBAEK END] ✅
Fanfiction-̲ Isi nya cuma perjuangan yang enggak ada hentinya. ----- BXB ⚠️ LOKAL ⚠️