Jalanan ramai, riuh sekali. Suara-suara kebisingan yang dibuat oleh penghuni dunia ini rupanya masih belum mampu membuat dua manusia yang saling mencintai itu terganggu.
Abian masih tatap penuh kelembutan pada sosok manusia hebat yang sedang meluruskan pandangannya ke jalanan, sesekali mengendus perpotongan leher Galaksi, membuat Galaksi mengecup bibir plum kepemilikan Abian.
"Kenapa enggak tidur, sayang?" Tanya Galaksi.
Abian mengulum senyum bahagia, bahagia karena dipilihkan untuk memiliki sebuah kisah bersama manusia seperti Galaksi.
"Abian enggak rela kalau Galaksi cuma fokus sama jalanan saja." Jawabnya.
Galaksi tertawa, "Memangnya kenapa? Kamu cemburu sama jalanan?" Tanya nya.
Abian mengangguk pelan, mengecup rahang tegas Galaksi, lalu berakhir dengan mengelus lembut bibir putra Giordano itu.
"Kamu cuma punya saya." Ujar Abian.
Setelahnya, senyum Galaksi terpancar cerah. Sedangkan Abian kembali menelusupkan wajah mungilnya ke leher Galaksi, keduanya memilih menahan perasaan yang menjadi-jadi itu hingga mereka sampai di kediaman Galaksi.
—
Wajah cantik Abian yang kalau katanya Galaksi sanggup kalahkan cahaya nya bulan itu nampak tenang, tertidur di lehernya bahkan ketika mereka sudah sampai di basement apartment.Galaksi lihat lamat-lamat wajah manis kepunyaan pria kecil dipangkuan nya itu, telapak tangan besarnya mengelus wajah terlelap Abian. Galaksi menyatukan bibirnya dengan bibir milik Abian, diberi lumatan lembut sebelum menelusupkan lidahnya menjelajahi mulut si submisiv.
"Engh!" Lenguhan Abian terdengar indah ditelinga Galaksi.
Galaksi lepas tautan keduanya, lalu ia tatap wajah Abian yang matanya mulai terbuka perlahan, bibir tebal Galaksi mendekat, mengecup mata Abian yang cantik.
"Maaf ya, saya ganggu tidur kamu." Ujarnya.
Abian menggeleng pelan, "Enggak papa, sudah sampai di apartment kamu?" Tanya nya.
"Sudah, ayo keluar dari mobilnya. Udah malem juga."
Abian mengangguk paham, ketika ia ingin bawa tubuhnya untuk turun dari pangkuan Galaksi, pria dominan itu menahan pinggangnya, lalu dengan cepat Galaksi menggendong tubuh mungil Abian seperti membawa bayi koala.
"G-galaksi! Eh, kalau ada yang lihat gimana?!" Abian meronta di gendongan Galaksi ketika sudah turun dari mobil.
Galaksi balas tersenyum sambil tangannya mengarahkan kepala Abian agar berada di lehernya saja.
"Ssst! Nggak usah khawatir, sudah malam juga." Katanya kelewat santai.
Abian membisu, memilih menurut saja atas perilaku yang Galaksi berikan. Sampai akhirnya, keduanya sampai unit apartment Galaksi.
"Duduk dulu, saya mau mandi sebentar ya. Kalau mau minum atau apa-apa, di dapur ada tinggal kamu ambil ya." Ucap Galaksi lalu mengambil handuk dari kamarnya.
Abian nggak menggubris ucapan Galaksi, pria manis itu malah memilih mengikuti langkah Galaksi hingga sampai di depan kamar mandi, pria dominan itu melihat Abian dengan tatapan aneh, menanyakan kenapa si manis mengikutinya.
"Mau ngapain?" Tanya Galaksi heran.
Abian mengulum bibir bawahnya, menatap pria nya dengan tatapan menggemaskan, Galaksi nggak tahan untuk gak mencium bibir mungil punya nya itu.
"Ish Galaksi! Kenapa cium terus?" Tanya Abian kesal.
Galaksi terkekeh, "Ya kamu mau apa ngikutin saya ke kamar mandi?" Tanyanya balik.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐥𝐮𝐞 𝐍𝐞𝐢𝐠𝐡𝐛𝐨𝐮𝐫𝐡𝐨𝐨𝐝 [CHANBAEK END] ✅
Fanfic-̲ Isi nya cuma perjuangan yang enggak ada hentinya. ----- BXB ⚠️ LOKAL ⚠️