Emosi

1.7K 210 32
                                    

"Aku pinjam catatanmu." Jimin berlari kecil keluar kelas saat mendengar bel pulang sekolah berbunyi, bahkan ia membawa pergi catatan Taehyung tanpa ijin sang pemilik.

Taehyung yang menatap catatan miliknya di bawa Jimin pergi hanya menghela napas pasrah tanpa bisa melakukan apapun.

Sementara tempat tujuan Jimin adalah ruang guru untuk menemui Sera. Tak sia-sia perjuangannya, tak lama Sera keluar dengan guru baru itu. Dengan cepat Jimin segera mendekati kedua pengajar itu dengan senyuman terbaik miliknya.

"Siang Saem."

Sera menatap Jimin dan mulai membalas sapaan remaja itu. Sedikit aneh melihat Jimin datang keruang guru tanpa diminta.

"Mengapa kau belum pulang?" Sera mendekati Jimin yang masih tersenyum lebar.

"Sebenarnya, saya ingin meminta bantuan. Beberapa hari saya tidak masuk dan membuat banyak materi yang tertinggal bahkan saya sampai meminjam buku catatan milik Taehyung, jadi bisakah anda membantuku Saem?" Dengan penuh harap Jimin menatap Sera, semoga saja wali kelasnya itu percaya dan setuju untuk membantunya.

"Baiklah kalau begitu, aku senang jika kau memiliki semangat untuk belajar." Jimin ingin merayakan hal ini, tetapi semua itu ia tahan dalam-dalam. Seakan rasanya kemenangan menjadi miliknya.

"Maaf Saem, saya akan pergi bersama anda lain kali." Sera menatap pria di sampingnya dan mulai beranjak bersama Jimin.

Di depan sekolah, mobil Namjoon sudah terparkir dengan sang empu yang tengah menatap ponselnya.

"Appa!" Suara Jimin membuat Namjoon mengalihkan pandangannya, bernapas lega karena sang putra akhirnya keluar dari sekolahnya.

"Oh... Sera Saem, selamat siang." Namjoon membuka pintu untuk Jimin sembari menyapa Sera yang kini berdiri di hadapannya.

"Aku ingin belajar bersama Sera Saem hari ini appa, banyak materi yang tertinggal." Penjelasan Jimin membuat Namjoon menaikkan alisnya. Sejak kapan putranya begitu peduli dengan sekolahnya.

"Mengapa kau bertingkah aneh?" Namjoon membuka pintu depan agar Sera bisa masuk kedalam mobilnya, dengan Jimin yang sudah nyaman di kursi belakang.

"Appa, sebentar lagi ujian akhir. Aku harus belajar dengan giat, bukankah begitu Saem?" Sera menarik senyum dan mulai mengangguk, tetapi Namjoon bahkan tak dapat menalar pikiran Jimin saat ini.

"Apakah salah satu ikan di kolam tertelan olehmu, mengapa sangat tiba-tiba." Jimin menekuk wajahnya, berapa banyak lagi aibnya yang akan sang ayah bongkar di depan Sera. Apakah Namjoon sedang balas dendam padanya.

"Appa aku lapar!" Ucapan tiba-tiba Jimin membuat Namjoon tak jadi melajukan mobilnya, setidaknya sang putra kembali normal sekarang.

Jika Jimin membicarakan makanan adalah hal wajar, tetapi saat remaja itu ingin belajar, mungkinkah laut akan mengering.

Jimin sepertinya sangat antusias dengan belajarnya kali ini, Namjoon bahkan di buat tak percaya dengan tingkah putranya.

"Baiklah, kita mulai dari bab sebelumnya. Apakah kau sudah paham?" Jimin menatap buku cetaknya, karena tak ada apapun di buku catatannya.

"Kurasa tidak." Jimin menarik senyum konyol, bahkan Namjoon yang memperhatikan kelakuan samg putra ingin sekali melempar sepatunya.

"Baiklah akan ku jelaskan kembali." Sera mulai menjelaskan dari awal sementara Jimin nampaknya tak benar-benar mendengarkan penjelasan Sera.

Ponsel Jimin menyala, menandakan ada pesan yang masuk. Nama Taehyung tertera disana dan memperingatkan Jimin agar tidak membuka buku catatannya.

Jimin bahkan sudah lupa dimana ia meletakkan buku catatan itu. Karena pesan itu, Jimin mulai mencari letak buku milik Taehyung. Berharap saja buku itu tak terbuang.

This Is My AnpanmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang