Keluarga

1.1K 182 30
                                    

Genggaman erat tangan seorang remaja pada cangkir berisikan susu hangat, tatapan matanya kosong menatap buih di permukaan cairan putih itu. Belum ada keinginan untuk meminumnya, pikiranya bercabang dan memeningkan kepalanya.

Kembali sepiring roti panggang tersaji dihadapannya, jangankan mengambilnya remaja itu juga tak melirik makanan manis itu. Hingga sebuah selimut tersampir di bahunya membuat si remaja mulai kembali dalam kesadaran.

"Pemanas tak bekerja cukup baik, gunakan ini agar tubuhmu hangat." sentuhan lembut yang ia terima membuat senyum tipis terukir di bibir pucatnya.

"Terimakasih saem, maaf aku menggangu waktu istirahat anda." Rasa sesal mulai memenuhi hati Jimin, namun tak ada lagi pilihan baginya.

Jimin meninggalkan Namjoon begitu saja dan kini ia berakhir di rumah wali kelasnya, Sera beranjak meninggalkan Jimin menuju kamarnya. Sedikit Sera berbenah di sana dan meminta Jimin untuk tidur di kamarnya.

"Saya bisa tidur di sofa, sudah cukup baik anda mengijinkan saya bermalam disini." Jimin semakin tak enak hati, ia merasa keberadaannya di sini membuat Sera harus kesusahan.

Sera menggelengkan kepalanya, beberapa waktu lalu Tuan Kim yang menginap dirumahnya dengan kondisi kacau dan kini giliran Jimin yang juga datang dengan kondisi tak jauh berbeda.

"Habiskan susu dan rotinya, setelah itu pergilah istirahat."

***

Lampu kota yang menerangi jalanan nampaknya tak memudahkan seorang pria mencari keberadaan putranya. Ia menghubungi Taehyung dan menanyakan keberadaan Jimin, namun ternyata putranya tak datang menemui sahabat karibnya itu.

Namjoon panik sekarang dan meminta  Gaeun serta Jungkook agar pulang terlebih dulu, sementara ia akan mencari keberadaan Jimin sekarang.

Berbagai tempat yang mungkin Jimin datangi telah Namjoon kunjungi, namun hasilnya nihil Jimin tak berada dimanapun. Malam semakin larut dan Namjoon semakin cemas dibuatnya, ponsel Jimin juga tak dapat ia hubungi sedari tadi.

"Dimana kau? Kemana lagi aku harus mencarinya?" Namjoon bersandar di mobilnya setelah kembali dari Jembatan Sungai Han. Sejenak ia memejamkan mata dan berusaha memikirkan tempat lain.

"Mungkinkah dia pergi ke rumah Sera?" Nmjoon tak begitu yakin, namun apa salahnya menghubungi wali kelas putranya itu.

Namjoon merogoh saku celanyanya dan disaat bersamaan benda pipih itu menyala menunjukkan nama Sera disana. Tanpa basa-basi Namjoon segera menerima panggilan itu.

"Selamat malam Sera saem."

"........."

"Terimakasih banyak, saya mengerti. Saya akan datang kesana sekarang untuk menjemput Jimin......"

"..........."

"Begitukah? Kalau begitu saya akan datang esok pagi. Terimakasih atas bantuan anda."

Kini Namjoon setidaknya dapat bernapas lega setelah mengetahui jika Jimin baik-baik saja, Namjoon sungguh tak mengerti apa yang terjadi pada Jimin dan ia akan menanyakannya secara langsung besok.

Namjoon tak segera pulang, ia menatap langit malam sejenak kemudian membuka pintu mobil dan mengambil sebuah kotak dari dalam mobilnya. Kotak berisikan cincin yang ingin ia berikan pada Sera sebelumnya, tetapi ternyata takdir tak mengijinkan pria itu untuk melakukannya.

Cincin dengan berlian indah di atasnya, yang sudah Namjoon bayangkan akan betapa indahnya jika benda itu terpasang di jari manis Sera.

"Kau payah Joon." Namjoon menarik keluar cincin berlian itu, menatap benda itu sejenak dan kembali meletakkannya dengan baik ke dalam kotak.

This Is My AnpanmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang