Malu

2.2K 280 7
                                    

Hari yang berlalu begitu cepat, seluruh siswa bersiap melakukan aktifitas lain mereka setelah sekolah. Entah itu pergi ke tempat kursus, bermain di game center ataupun hanya membuang waktu dengan berdiri di pinggir jalan tanpa melakukan apapun seperti yang dilakukan Jimin saat ini.

"Sial sekali nasibmu Kim." Jimin merutuk sembari memasukkan kartu busnya kedalam saku jas almamaternya, ia tak begitu sering menggunakan transportasi umum kesekolah jika tidak denga menaiki motor sportnya maka ia akan diantar supir pribadi atau ayahnya yang dengan senang hati menjemputnya.

Tetapi kondisi saat ini sangat tidak mendukung Jimin, semua orang seakan berpaling dan tak peduli dengan nasibnya sekarang. Ia kelaparan, haus dan sangat lelah sungguh paket lengkap penderitaan. Makan siang yang seharusnya ia dapatkan harus hangus karena ia terlambat datang di kelas olahraga dan berakhir membersihkan gudang hingga waktu makan siang usai, dan sekarang apakah ia harus berjalan pulang karena ia lupa mengisi ulang kartu bisnya?

"Ok, kurasa aku akan pulang menggunakan skeatboard." pilihan yang paling genius saat ini, baru saja beberapa meter ia melaju sebuah mobil berhenti sempurna di sampingnya.

"Hei, kau melupakan kotak bekalku Kim." Jimin hafal sekali suara itu, suara wali kelas cantiknya.

"Oh, saem mianhae aku akan mengembalikannya sekarang." Bukan Jimin namanya jika ia melewatkan kesempatan emas itu, ia membuka pintu belakang  mobil Sera dengan cepat dan segera melesat masuk kedalam.

"Yak, apa yang kau lakukan? keluar dari mobilku sekarang!"

"Astaga saem, mengapa kau sangat jahat padaku?" kembali lagi senjata rahasia Jimin dengan menunjukkan wajah melasnya yang kali ini membuat Sera mual melihatnya.

"Memangnya dimana motor kesayanganmu itu?"

"Aku tak mambawanya hari ini." Jimin yang tak menatap Sera tengah sibuk mencari kotak bekal sang wali kelas di dalam tasnya, ia begitu gugup karena tak menemukan kotak itu sekarang.

"Pergilah dan gunakan bus, kereta bawah tanah atau apapun." Sera masih jengkel, apalagi yang ia  tau rumah Jimin berlainan arah dengan apartemennya.

"Aku tak punya uang." Singkat dan Jelas, Jimin menyingkirkan tas nya dan tak peduli dengan kotak itu lagi.

"Kalau begitu kau hubungi supir atau ayahmu untuk menjemput."

"Aku ada masalah dengan appa, dan tak mungki menghubungi supir pribadi sekalipun." wajah konyol Jimim berubah menjadi murung seketika.

"Astaga, kau sangat kekanakan sekali."

"Anda tak mengenal ayahku, baikalah kalau begitu akau pergi maaf telah menganggu siang berharga anda saem."

Jimin nenarik tasnya dan bersiap turun, namun tolong salahkan pikiran liar Sera. Mendengar penuturan Jimin yang terlintas di kepala wanita itu adalah begitu kejamnya ayah seorang Kim Jimin dan mungkin tak segan memukul putranya sendiri jika telah dikuasai emosi.

"A...aku akan mengantarmu, jadi katakan dimana rumahmu."

Kemenangan telak seorang Kim Jimin, dengan senyum evil ia kembali duduk tenang seakan tak akan terjadi sesuatu yang buruk akan menimpanya. Tolong ingatkan padanya nanti Jika ia telah menghilangkan kotak bekal kesayangan Sera.

***

"Apakah anda tidak masuk dan menikmati beberapa camilan Saem?" Jimin yang baru saja turun mengintip kaca depan guna menatap Sera yang juga menatapnya.

"Lain kali saja, dan segera kembalikan kotak bekal itu."

"Ah.... bagaimana jika aku akan mengembalikannya setelah anda kedalam." berputarlah terus otak seorang Jimin guna mengulur waktu, bahkan ia lebih takut jika Sera marah dibandingkan sang ayah.

"Jim......"

"Oh, kau sudah pulang?" Jimin yang tadinya membungkuk segera berdiri tegak ketika mendengar suara itu. Apakah sang ayah tengah bermain-main dengannya sekarang, mengapa ia masih membawa rubah itu kerumah.

Sementara Sera yang melihat hal itu segera keluar dari mobilnya dan menyapa wanita yang berdiri tak jauh dari tempatnya, wanita cantik dengan balutan dres berkelas. Apakah itu kakak Jimin? Sera juga tidak tau pasti.

"Saem mari masuk." Kali ini tak ada penolakan, Sera segera mengikuti langkah Jimin sembari tersenyum ramah pada wanita di depan pintu.

"Jimin-ah!" Kali ini suara Namjoon yang membuat Jimin mendengus sebal, ia menatap sekilas Sera dan meminta wali kelasnya itu untuk duduk disalah satu sofa.

Saat ini Namjoon berusaha mengalah, ia memilih untuk menyapa Sera dan duduk dihadapan wanita itu.

"Saya Kim Namjoon." Dengan senyum khasnya Namjoon mengulurkan tangan.

"Cha Sera, wali kelas Jimin. Anda memiliki adik yang sangat luar biasa." Sera wanita normal, siapa yang tidak tersipu berhadapan dengan pria setampan ini. Melihat senyumannya saja sudah membuat wanita 29 tahun itu merona.

"Ah, mungkin ada kesalah pahaman disini saya adalah Appa dari Jimin." Tolong, katakan jika ini lelucon. Sera sungguh tak tau harus berkata apa saat ini, ia sungguh kehilangan mukanya.

"Maaf, anda terlihat sangat muda jadi saya pikir. Ah.... lupakan maaf Tuan." Tolong tenggelamkan Sera sekarang juga.

"Saem, ini anggap saja sebagai ucapan terimakasihku." Jimin yang tiba-tiba datang sembari membawa segelas jus menatap kedua insan yang saling memalingkan wajah.

"Apakah ada masalah Saem?"

"Tidak, ada aku hanya berpikir jika appa mu adalah kakakmu tadi, sungguh ia terlihat masih sangat muda." senyuman canggung nan nampak sangat terpaksa itu membuat Jimin mulai kambuh sifat jahilnya.

"Bukankah appaku sangat tampan? kau tau saem appa ku ini berusia 34 tahun saat ini, ia juga pengusaha yang sukses." anak tak tau diri memang, apakah ia berusaha mempromosikan ayahnya saat ini.

"Jimin, jaga ucapanmu." Suara Namjoon berlalu begitu saja tanpa bekas.

"ah.... sebaiknya saya pergi sekarang, masih banyak hal yang harus saya urus." rasa canggung mendominasi membuat Sera memutuskan untuk segera beranjak, ia tak dapat lagi jika harus lebih lama di tempat seperti ini.

Namjoon yang juga sudah sangat malu akan tinggkah putranya memutuskan mengantar wanita itu menuju pintu depan melewati begitu saja sekretarisnya yang tengah mengangkat panggilan tak jauh dari sana.

"Saem.... kupastikan margamu akan berubah menjadi Kim!"

Tolong putus urat malu Namjoon dan Sera saat ini.

.
.
.
.
.
.
.
"Tolong ingat ini, apapun yang aku inginkan akan kudapatkan."

-kim jimin-
🍃🍃🍃

Bersambung...........

This Is My AnpanmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang