Merayakan

1.3K 200 29
                                    

"Aku harus pergi appa, ini ulang tahun Sera saem!" Jimin sudah mengawali paginya dengan berdebat, Namjoon yang ingin sekali mengikat putranya itu di brankar berulang kali berusaha menjelaskan jika kondisinya tengah tidak baik.

"Jimin, jangan membantah dan kembali ke brankar." Tegas Namjoon seraya menarik pelan lengan sang putra agar masalah segera usai

"Appa, aku baik-baik saja. Apakah tidak ada yang percaya? haruskah aku berlari mengitari rumah sakit terlebih dulu?"

"Tidak, kau tak perlu melakukan itu. ICU sedang sibuk, jangan menambah pekerjaanku." Hoseok mendekati remaja keras kepala itu seraya menyodorkan ransel.

"Hyung......." Namjoon baru saja akan mengajukan protes, jikalau Hoseok tak memotong ucapanya tanpa rasa bersalah.

"Pergilah, dan jangan berbuat macam-macam. Segera kembali setelah merayakan ulang tahun wali kelasmu itu." Ijin dari Hoseok adalah lampu hijau untuk Jimin, remaj itu berteriak kegirangan dengan memeluk Hoseok kuat.

"Astaga.... aku sangat mencintaimu Dokter Jung." Kegebiraan mengahampiri Jimin, berbeda halnya dengan seorang pria yang tengah berdiri di sudut ruangan dengan tatapan masam dan siap kapan saja mengumpati Hoseok yang mengijinkan putranya untuk pergi.

Ini hari libur nasional dan Namjoon ingin Jimin beristirahat dengan cukup mengingat kondisinya memburuk semalam. Tapi apa boleh buat, dan tak dapat dielak jika putraya adalah seorang Jimin yang sulit diatur dan amat keras kepala.

"Kalau begitu appa akan mengantarmu." Wajah ceria Jimin berangsung datar, yang benar saja Namjoon akan ikut bersamanya.

"Tapi...."

"Appa yang antar atau tak perlu pergi?"

"Baiklah, aku setuju." Hoseok merasa gemas sendiri melihat pipi Jimin yang menggelembung saat remaja itu merajuk. Rona merah juga nampak menghiasi kedua pipi remaj itu saat Hoseok mencubitnya beberapa kali.

***

"Apa ini semua?" Namjoon sungguh tak dapat percaya, benda apa saja yang dibawa Jimin dan Taehyung ke tempat Sera.

Begitu banyak kotak yang entah berisi apa, Namjoon sendiri yakin benar jika sera bisa membuka toko setelah ini.

"Ini semua hadiah untuk Sera Saem." Ujar Jimin bangga, ia merasa tak bersalah setelang menguras uang sang ayah dengan mudahnya.

"Wah.... bahkan kau tak pernah memberi appa hadiah sebanyak ini." Namjoon memasang wajah seakan tengah merajuk, mungkin ini yang disebut rasa iri.

"Aish.... apa aku ini kurang untuk appa?" Namjoon yang mendengar hal itu membalikkan badan guna melihat Jimin yag berdiri dibelakangnya.

Remaja itu mengikat pergelangan tangannya menggunakan pita merah dengan memasang wajah kesal. Namjoon yang menyadari hal itu menarik senyum, ia sadar Jimin adalah hadiah terbaik di hudupnya.

"Eum.... apakah kalian sudah selesai? Haruskah kita mengetuk pintu ini?" Taehyung yang merasa canggung dengan suasana aneh di hadapanya hanya menatap Jimin dan Namjoon dengan senyum yang terkesan dipaksakan.

"Ketuklah, mengapa harus bertanya?"

Taehyung menghela napas, beruntung sekali ia memiliki teman semenyebalkan Jimin. Namun niat hati ingin mengetuk pintu harus gagal karena pintu yang terlebih dulu terbuka secara tiba-tiba.

"Selamat pagi saem!" Sapa keduanya cepat ketika sosok wanita berbalut kaus putih itu muncul dari balik pintu dengan rambut yang tergerai lurus.

This Is My AnpanmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang