Menyembunyikan

1.7K 213 29
                                    

"Appa, mengapa tak menjalankan mobilnya?" Jimin yang sudah menunggu di dalam mobil sekitar 10 menit akhirnya membuka suara. Rasa jenuh dengan layar ponsel membuatnya menatap sang ayah dengan penuh tanya.

Ia menatap heran sang ayah yang sedari tadi mengedarkan pandangan menuju halaman sekolahnya. Apakah tak ada keinginan untuk segera membawa putranya pulang siang ini?

"Appa, aku bertanya padamu." Jimin menarik ujung jas Namjoon dan membuat pria itu menatap lamat putranya.

"Oh... wae?"

"Ayo pulang, apakah appa sedang menunggu seseorang?" Bukannya menjawab pertanyaan Jimin, Namjoon segera melesat keluar dari dalam mobil sembari berseru kencang.

"Sera Saem!" Jimin mengalihkan pandangannya menatap sang ayah yang tersenyum manis ke arah wali kelasnya sehingga menampakkan lesung di kedua pipinya.

"Apakah kepala appa terbentur semalam, mengapa tingkahnya sangat aneh."

Jimin tak dapat mendengar percakapan dua orang dewasa di luar mobil, hingga beberapa saat kemudian Namjoon membuka pintu belakang dan memberi jalan untuk Sera masuk ke dalam mobilnya.

"Selamat siang Saem." Seru Jimin sembari membalikkan badannya, Sera menarik senyum ramah sembari membenahi letak tas yang ia bawa.

Namjoon yang sudah berada di belakang kemudi menatap Sera dari kaca dashboard, Jimin yang berada di sebelah Namjoon hanya menggelengkan kepala dan kembali sibuk dengan ponselnya.

"Aku tak ingin berhutang pada siapapun, jadi anggap saja ini untuk menganti pangsit yang anda buat." Namjoon berujar sembari menatap wanita di kursi belakang.

Jimin sedikit membenarkan posisi duduknya, sedari pagi tubuhnya sudah merasa tak enak. Serta sepertinya ia tak ingin mengatakan hal itu kepada sang ayah, melihat kedekatan Sera dan Namjoon membuat Jimin tak ingin mengganggunya.

Mobil Namjoon mulai melaju dengan kecepatan sedang, sesekali pria itu melambatkan mobilnya untuk mencari tempat menikmati makan siang.

Mungkin dapat dikatakan jika Namjoon tengah mengajak Sera berkencan, hanya saja Namjoon sangat sulit untuk mengatakan kata kencan di depan Sera.

"Appa, aku ingin itu!" Namjoon yang baru saja akan berjalan di samping Sera harus terhenti langkahnya saat Jimin berhasil menarik bagian belakang jasnya.

"Ada apa eoh?"

Tangan Jimin menunjuk pada sebuah etalase yang penuh dengan berbagai coklat, Namjoon sedikit mengernyitkan keningnya guna memastikan makanan apa yang ada disana.

"Ambillah dan segera kemeja." Jimin mengangguk patuh dan beranjak menjauh, sementara itu Namjoon dan Sera segera mencari tempat yang nyaman untuk menyantap makan siang mereka.

Makan siang kali ini begitu istimewa bagi Namjoon, ia ingin lebih mengenal wanita di hadapannya ini lebih dalam. Namun masalahnya adalah, Namjoon bukan tipe orang yang pandai merakit kata.

"Eum, Sera-ssi!" Suara Namjoon membuat kedua orang di hadapanya mengangkat kepala, tak hanya Sera tetapi juga Jimin.

"Apakah ada masalah Tuan Kim?" Mendengar jawaban Sera membuat Namjoon kehilangan kata di otaknya, Jimin yang melihat gelagat aneh sang ayah turut merasa gemas.

"Appa, sepertinya kau sangat aneh sejak kemarin." Sera dan Namjoon serentak menatap Jimin, remaja itu menyesap jusnya sembari menatap sang ayah lamat.

"Tidak, mungkin hanya perasaanmu saja." Namjoon mengelak cepat dengan arah pandang yang menjauh dari tatapan Jimin.

"Benarkah? Tapi......"

"Sudah, sebaiknya kita pulang. Bagaimana jika Sera Saem memiliki rencana lain setelah ini, mungkin saja berkencan?" Perkataan Namjoon yang berusaha sedikit memancing Sera untuk memberikan informasi.

This Is My AnpanmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang