22

748 126 52
                                    

22

[Kisah pedang perak, bagian final-2]

Tindakan Leroi menimbulkan konflik antara manusia dengan elf. Melihat Mabariel kesakitan, para elf langsung berdatangan menuju kediaman Roshelle malam itu juga. Satu-satunya orang yang bisa menengahi keadaan dan memberikan jawaban atas kekacauan hanya Roshelle seorang.

"Di mana Leroi?" Roshelle bergegas keluar ketika Matahari bahkan belum menampakkan sinar. Kerumunan pria tak menjawabnya, mereka pun tak tahu di mana Leroi berada.

Sebelum Roshelle melangkah lebih jauh, Leroi berdiri di ambang pintu dengan jubahnya yang telah berlumuran darah kehitaman. Wajah pria itu datar, ia tidak menunjukkan emosi apapun setelah datang dengan kejutan. Pipinya terkena cipratan darah, kesan Leroi saat ini sungguh membuat banyak orang kecewa.

Roshelle yang biasa bersabar kini mencengkeram kerah Leroi, dengan suara rendah ia bertanya, "Apa maksud tindakanmu?"

"Aku hanya membebaskan mereka," jawab Leroi kini membuka suara. "Baik manusia maupun elf, mereka yang sudah terseret dalam kegelapan tak bisa diselamatkan!"

"Mabariel memiliki cara!" Kini suara Roshelle meninggi. "Kami memiliki cara agar manusia dan elf yang telah terkena sihir hitam mampu kembali! Dan kau melangkahi semua strategi!"

"Tanpa bantuan elf, kita tak bisa apa-apa melawan kaum hitam itu, Leroi," tekan Roshelle penuh amarah. Tanpa Roshelle sadari matanya telah berkilat-kilat, netra kebiruan itu memancarkan emosi yang kuat. Kecewa, sedih, marah, Leroi tak tahu yang mana. Tapi satu hal yang dapat ditangkap pasti, Roshelle benar-benar tak senang dengan tindakan Leroi. Kembali menarik kerah, Roshelle mendekatkan wajahnya ke telinga kanan Leroi. "Mabariel masih percaya pada kita meskipun terjadi banyak hal. Dan sekarang kau merusak ikatan kepercayaan itu. Ia menjerit kesakitan, hingga kini tubuhnya terbaring lemas setelah merasakan kematian dark elf yang kau bunuh."

"Lihat sekelilingmu!" seru Roshelle lagi. "Para elf memintamu untuk bertanggung jawab!"

"Jika saja kau mau memakai kepalamu untuk sebentar, kita masih bisa menyusun cara untuk menyelamatkan mereka!"

Mendengar itu, Leroi yang semula diam mulai merasakan sakit di dalam dirinya.

Lalu, bagaimana denganku?

Bagaimana denganku, Roshelle? Kau tidak bertanya padaku bagaimana aku bisa melawan mereka di luar sana? Bagaimana aku menahan gigitan dan cakaran mereka? Bagaimana aku bisa menahan air mataku ketika menancapkan pedangku?

Roshelle, Mabariel sedari awal pun tak tahu cara mengembalikan mereka. Kau tertipu olehnya. Harapan palsu itu.. sejak awal mereka tak berniat menyelamatkan manusia.

Mereka hanya memanfaatkanmu sebagai senjata perang terakhir.

Aku berusaha meringankan bebanmu. Lalu.. sekarang kau justru memihak mereka yang tidak berbuat apa-apa, hanya mencacat semua rencana penyerangan kita hingga kehabisan waktu?!

Baiklah.

Padahal susah payah aku membayangkan dirimu menjadi raja di masa depan.

Aku akan mengambil alih mulai sekarang.

Dengan cepat Leroi mencengkeram tangan Roshelle yang masih menarik kerahnya. "Aku tidak menyesal."

"Jika kau dapat melihat jauh dalam diri mereka yang telah diubah, kau akan melakukan yang sama denganku, Roshelle."

Leroi meninju Roshelle hingga pria itu terpental ke sudut ruangan. Semua orang yang melihat tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.

"Leroi.. memukul Roshelle?" Para pria langsung menuju Roshelle, membantunya berdiri lagi.

The Next King - White || BlancTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang