Abaikan multimedia di atas wkwkwkwk. Just for fun. Literally pas nulis ini dengerinnya ya yg di atas itu XD. Kalau tertarik muter, kecilin volume guys🤣
Happpy reading y'all!
17
Mereka saling melempar tatap, antara raja dan ratu dengan pangeran dan putri. Begitu aula istana mulai lengang, penjaga menutup pintu istana nan besar itu. Raja Arion kemudian mendahului mereka semua untuk pergi ke ruang pertemuan di lantai atas istana. Disusul Eva, ratu berjalan dengan anggun tepat di samping Arion. Barulah setelah itu semuanya mengikuti.
Aisen tak yakin keputusan ayah dan ibunya, bahkan semua penguasa, akan berubah sesuai harapannya. Meskipun begitu, Aisen tetap percaya bahwa ada hal yang perlu ia dengarkan lagi untuk bisa mengerti. Telinganya terbuka. Ia sudah sangat siap.
Ayah, apa yang kau sembunyikan? Aisen mengerutkan dahi. Netra kecoklatannya berbinar-binar memantulkan sisa perasaan bersemangat yang ia miliki.
Menghela napas, Aisen kemudian duduk tak jauh dari jangkauan pandang sang raja.
Semua sudah tak tahan untuk mendengar. Akan lebih baik lagi jika Arion segera berterus terang pada mereka semua.
"Aisen."
Raja memanggil namanya sebagai pembukaan. Pangeran muda itu langsung menegakkan punggung ketika namanya disebutkan.
"Katakan padaku lagi mengenai bunga yang sebelumnya pernah kau singgung itu," pinta Arion, "apa yang kau rasakan dan apa yang kau lihat. Aku perlu mencocokkan beberapa hal."
Aisen berkedip dua kali. Kepalanya yang menunduk mulai terangkat sedikit demi sedikit. "Elfian ada dalam Roshelle de Rosemarie. Kerajaan itu sebenarnya tak pantas disebut sebuah kerajaan, tapi karena mereka berhasil menciptakan ruang tersembunyi yang cukup besar dan bertahan ribuan tahun, tempat itu mulai disebut kerajaan."
"Sejauh mana yang kau tahu? Apa bunga itu mengirimkan petunjuk?" tanya Arion.
Aisen mengangguk. Matanya membulat sempurna. "Bunga itu juga memberikan efek penyembuhan. Tapi sebelumnya, bagaimana ayah tahu kalau bunga itu dapat mengirimkan petunjuk?"
Arion menghela napas. "Sudah kubilang, Roshelle, leluhur kita, apapun tujuannya adalah baik bagi seluruh negeri ini, bahkan untuk seisi kerajaan di Zelvallace, tapi buruk bagi keturunannya sendiri. Keturunan itu bukan hanya keluarga kita, melainkan semua.. semua anak cucunya, semua manusia yang hidup sekarang. Bukan hanya bangsawan, kesatria, rakyat lemah, dan orang dari negeri asing, Roshelle memanglah segila itu untuk memperjuangkan Zelvallace. Aku memang berusaha menyembunyikan darimu jika perlu, Aisen. Tapi, seperti yang kau tahu, rasa ingin tahu yang kau dapat dari ibumu cukup untuk membuatku tak punya pilihan lain selain mengatakan semua saat ini juga."
Eva tersenyum tipis. Arion lalu berdeham, melanjutkan penjelasannya. "Mulai dari sini akan melibatkan sejarah yang sangat kelam di Zelvallace. Ini menyangkut perang yang sudah kalian tahu sebelumnya. Perbedaannya adalah, setitik catatan yang dihapus dari kenyataan akan kumasukkan. Aku tidak akan meminta kalian untuk menerima semua kenyataan pahit itu dan beresiko merenggangkan hubungan kerajaan yang sudah kita bangun. Melainkan, aku akan meminta kalian untuk melihat dari sudut pandang kalian sendiri, para penguasa, dan calon penguasa masa depan empat kerajaan."
"Ini akan menjadi pertimbangan, apakah Elfian adalah musuh seperti yang kupikirkan secara pribadi, atau kawan potensial untuk mendorong kemajuan empat kerajaan."
Raja Arion meletakkan pedangnya di atas meja besar itu. Semua pasang mata tertuju pada pedang perak yang berkilauan memancarkan sinar keemasan.
"Kutekankan lagi, setelah melihatnya nanti, aku dan kerajaanku bersedia menerima apapun kesimpulan yang kalian miliki. Apa yang harus disiapkan dan apa yang harus dihadapi, kuserahkan pada kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Next King - White || Blanc
Fantasy[Sequel The Abandoned Kingdom] Sudah tujuh belas tahun lamanya semenjak pertempuran dengan penyihir gelap terjadi. Sudah tujuh belas tahun lamanya pula Roshelle de Rosemarie bangkit setelah seratus tahun terikat dalam kutukan dan ditelantarkan dunia...