26
Jauh dari area Roshelle de Rosemarie, Elidio terus berjalan menuju antah berantah di dalam hutan belantara. Portal yang menghubungkan Kerajaan Roshelle de Rosemarie dengan Kerajaan Elfian sudah Elidio temukan, tak jauh lagi. Namun karena suatu hal, Elidio berhenti berjalan sesaat.
"Duke—tidak, Grand Duke, Anda tidak menanggapiku, tidak apa.. aku tahu Anda pasti kesal setelah menjalani kehidupan yang sedemikian rupa. Tapi setidaknya, kumohon untuk menghilangkan perangai dingin itu. Anda berubah total dari yang kuketahui."
"Begitukah?" Elidio enggan menanggapi. "Aku merasa tidak ada yang salah denganku."
Portal penyimpanan miliknya ia buka, kobaran api biru berkilat-kilat seketika melahap jari-jari tangan kanannya. Sensasi terbakar tidak pernah Elidio rasakan. Api biru itu telah ada bersamanya sejak dirinya masih kanak-kanak. Kemudian api biru di dalam diri Elidio bertambah, mengambil bagian yang terpisah milik mendiang kakak tirinya.
Peace dan Chaos. Keduanya ada dalam diri Elidio. Keduanya pula membisu setelah bersama Elidio melintasi dimensi dan waktu. Terutama Chaos setelah tuannya yang pertama menitipkan kekuatan itu kepada Elidio.
Mengeluarkan pedang perak, Elidio menghela napas pendek. "Mengapa kau bersikeras untuk mengajakku berbicara. Aku tak mau mengungkit masa lalu."
"Aku hanya ingin menyembuhkan seorang anak yang terluka, memang apa salahnya?"
Mendengar itu Elidio termenung. Setelah Elidio paham ucapan pedang perak, ia memasukkan pedang itu lagi ke dalam portal penyimpanannya.
"Lebih baik kau sama sekali tak mencoba untuk memahamiku."
"Oh percayalah. Aku lebih paham dari siapapun, anak nakal. Terutama mengenai duka. Itu adalah salah satu hal yang Roshelle tamparkan padaku ketika elf tua itu memutuskan untuk mengikat jiwaku dalam pedang. Ini justru berubah menjadi kutukan. Atau berkah? Haha, aku tidak tahu lagi. Yang jelas aku merasakan bosan. Namun, senang juga dapat melihat keturunan Roshelle yang sama naifnya dengan dirinya. Ikatan garis keturunan darah tak pernah mengecewakanku. Dan kau juga, sangat mirip dengan Kassia."
Pedang perak terus mengoceh panjang. "Duka pertama adalah ketika Roshelle tiada. Kemudian Rosemarie menyusul. Amadeus Roshelle putra mereka adalah kesedihanku yang kedua, ia raja pertama Roshelle de Rosemarie. Lalu disusul saudara kembarnya, Arleon Roshelle yang berganti nama menjadi Arleon Charles, raja Iridis pertama. Itu terus berulang hingga Artair, raja yang ada dalam era mudamu dulu."
Elidio tidak berani menyela. Ia sudah tahu pedang perak memanglah memiliki penderitaan lebih berat dari dirinya.
"Lalu, aku tidak tahu bagaimana masa depan. Yang jelas, hingga saat Arion atau Aisen tiba, aku akan terus ada bersama mereka dan seluruh keturunannya. Ini bagian kekuatanku dan aku sudah senang dapat bertemu banyak orang baru sepanjang hidupku sebagai pedang perak." Pedang perak kemudian menghibur Elidio. "Kehilangan satu orang yang kau cintai itu sungguh berat, bahkan ketika kau berusaha mengulang waktu ataupun mencarinya dalam pecahan dimensi paralel lain, dirinya tak pernah ada."
"Aku sudah bilang, aku sedang tak ingin mengingat masa lalu," kata Elidio pelan. "Aku sudah berpikir untuk pergi dan mengakhiri diriku, namun aku teringat akan kutukan seratun tahun yang dialami rumahku, kerajaanku, jadi aku memutuskan untuk bekerja seperti dulu. Kembali ke sisi matahari Roshelle de Rosemarie."
Pedang perak kini tertawa kecil. "Itu benar sekali. Kita hanya perlu terus bekerja di sisi mereka."
Pedang perak kembali menambahkan.
"Tetaplah bertahan, karena dunia ini bukan hanya tentang perasaan dirimu seorang."
***

KAMU SEDANG MEMBACA
The Next King - White || Blanc
Fantasía[Sequel The Abandoned Kingdom] Sudah tujuh belas tahun lamanya semenjak pertempuran dengan penyihir gelap terjadi. Sudah tujuh belas tahun lamanya pula Roshelle de Rosemarie bangkit setelah seratus tahun terikat dalam kutukan dan ditelantarkan dunia...