-__-

462 66 9
                                    

"Apa yang membuat si brengsek itu mencariku masalah denganku?!" Maki Suzy dengan kaki menghentak kesal. Menggulung lengan kemejanya hingga siku lalu...

Brak.

"Sialan! Apa masalahmu, Keparat?!" Suzy masuk ke ruangan Sehun dan langsung saja mencengkram kerah kemeja si tiang jemuran itu.

"Kau mengerti sopan santun bukan? Ketuk pintu dan bicara baik-baik padaku." Tantang Sehun, menatap Suzy pada matanya dan bersedekap dada.

Sret.

Brak.

Semua barang yang ada di atas meja Sehun langsung berjatuhan ke atas lantai. Tak peduli dengan semua berkas dan bahkan komputernya.

"Jangan coba-coba menyentuh adikku." Peringatan Suzy bagai angin lalu saja untuk Sehun. Menyuruh anak buahnya untuk menyeret Suzy keluar dari ruangannya.

"Kau sialan! Lepaskan adikku!" Teriak Suzy kesal. Memberontak pada cengkraman dua orang berbadan besar itu, Suzy mencaci Sehun sepenuh hatinya.

"Tidak hingga kau sadar dengan kesalahanmu dan berlutut di depanku."

Brak.

Blam.

Tes.

Air mata Suzy jatuh begitu saja, membasahi bagian paha roknya dengan tangan yang mengepal kuat. "Aku tak akan pernah berlutut di depan manusia bajingan seperti dirimu!"

**

"BAEJIIN!"

Brak.

Brak.

Suzy mencoba mendobrak pintu dimana adiknya di sekap sekarang ini. Bukan gudang, tidak. Di rumah mewah Oh Sehun.

"Noona?"

"Kau baik-baik saja? Sabar ya, noona akan membawamu pulang."

"Maafkan aku."

Tangis Suzy tercekat di tenggorokannya. Tidak, adiknya tidak bersalah. Kenapa harus minta maaf. "Tak apa, kita akan pulang setelah ini."

Sret.

Entah bisa entah tidak, Suzy mengangkat vas bunga keramik mahal milik Sehun. Melemparkannya pada gagang pintu hingga terdengar bunyi memekakan telinga.

Tak peduli tanah yang berserakan dan pecahan tajam di bawah sana. Suzy tetap mencoba untuk mengeluarkan adiknya walau ia tau itu sia-sia.

Rumah mewah Sehun tak akan cukup hanya dengan kunci manual. Suzy tau setiap pintu ini ada akses sidik jarinya dan hanya Sehun yang bisa membukanya. Tapi Suzy tetap mencoba.

"Noona, tak apa. Aku baik-baik saja. Jangan menyakiti dirimu sendiri." Suara Baejin terdengar sengau dari dalam sana. Membuat Suzy tak dapat menahan tangisnya lebih lama lagi.

"Hks. Bertahana!" Bisik Suzy. Melongok kesamping dan menemukan sedikit celah. Tak bisa dengan gagang pintu maka bisa dengan kaca.

Sret.

Brak.

Prang.

JustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang