Psycho

1.2K 133 19
                                    

Suzy sudah menangis keras saat Sehun dengan tidak berperasaannya menyayat lembut lengan atas Myungsoo.

"Sudah, hks. Please, Sehun." Suzy tidak bisa berbuat apa-apa. Kedua lengannya dipegang erat oleh Kai dan Chanyeol.

"Apa kau tak mengindahkan peringatanku, Sayang?" Sehun menatap Suzy yang sudah berderai air mata. Menarik keras rambut Myungsoo hingga wajahnya yang sudah tidak berbentuk lagi terlihat.

"Akh."

Menendang punggung Myungsoo hingga pria itu kembali tersungkur dengan bunyi bedebum yang keras.

"Sehun, kami hanya melakukan tugas dari dosen. Kali ini saja, lepaskan dia. Please." Mohon Suzy lagi. Dia tidak tega jika harus melihat Myungsoo lebih menderita lagi dari ini.

"Apa harus dengan mantan kekasihmu ini, hm?" Berjalan mendekati Suzy. Sehun menarik dagu gadis itu agar mata mereka bisa saling tatap.

Indah.

Itu kata yang selalu Sehun ucapkan jika ia melihat bagaimana pahatan sempurna Tuhan di depannya ini.

Benar-benar indah. Dan ini adalah miliknya.

"Sehun, kau bisa menghukumku. Lepaskan dia, aku mohon."

"Kau tau jika aku tidak akan bisa menyakitimu, Sayang."

"Jangan seperti ini, hks. Aku takut." Suzy bersumpah jika ia memang benar-benar takut saat ini. Sehun yang berhias darah bukan hal baik untuk mental dan jantungnya.

Suzy menatap diam sosok senior yang memang dari dulu ia sukai. Wajah tampan, mata tajam, garis rahang tegas, dan tubuh tinggi itu benar-benar sempurna bagi Suzy.

"Kenapa Sehun sunbae tampan sekali?" Bisik Suzy pada angin yang berhembus lembut.

Sehun itu terkenal, benar-benar terkenal. Semua anak angkatan atas dan bawah, bahkan angkatannya sendiri tau itu siapa Sehun.

Pria dengan visual tanpa cacat.

Suzy? Jangan tanya! Hanya mahasiswi biasa, tidak ikut organisasi, bahkan pergi ke kampus benar-benar jika ia hanya ada kelas saja. Kumpul angkatan, Suzy lebih sering izin sakit pada ketua mereka.

Sedang asik-asiknya memandang Oh Sehun, oknum yang dipandang malah berjalan menghampirinya.

Suzy gelagapan tentu saja, berbalik badan dan hendak melarikan diri itu niatnya sebelum tangan Oh Sehun malah menarik kerah belakang kemeja yang tengah Suzy kenakan.

"Sunbae, bisa tolong lepaskan? Aku harus ke ruang dosen." Suzy memohon dalam hati agar Sehun mau berbaik hati untuk melepaskan bajunya.

Eh?!

Kerah baju maksudnya.

"Kau sedari tadi menatap lapar padaku. Apa ada sesuatu yang ingin kau katakan?" Tanya Sehun dengan suara rendahnya.

Dan sumpah demi apa pun yang ada di bumi ini, jantung Suzy rasanya mau turun hingga ke perut sekarang. Suara rendah Sehun itu tidak baik untuk keamanan jantung dan mentalnya.

"Aku... tidak. Tolong lepaskan aku, Sunbae." Bisik Suzy dengan wajah yang tertunduk dan bibir pucatnya.

Sehun terkekeh kecil seraya memperhatikan bibir mungil Suzy yang tersaji tepat di depannya. Bukan bermaksud mesum, hanya saja itu terlihat lucu. Bibir pucat yang digigit kuat dengan mata yang terpejam erat.

"Jangan kau gigit." Bisik Sehun pelan. Mengusap bibir Suzy yang membuat si gadis kecil langsung melepaskan gigitannya.

Tolong lindungi Suzy dan jantungnya.

JustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang