Relationshit.

900 105 14
                                    

"Sehun bukannya hari pecah telur kemarin ya?" Suzy melirik Jiyeon yang tengah berjalan mondar-mandir di depannya.

"Ya."

"Aku baru ingat tadi pagi."

"Aku sudah tau dari kemarin, tapi aku malas mengucapkannya."

Hening.

Hening.

"Hey, Sehun ada pacar?" Jiyeon yang tengah berkaca seraya menata wajah buruk rupanya itu bertanya pada Suzy yang sedang membabu menyetrika bajunya sendiri.

"Entah, kenapa?" Masih tersenyum. Suzy mulai merasa ada perasaan-perasaan jahat yang menghampiri jiwa dan raganya.

"Entah tadi malam itu aku hanya mimpi entah apa ya. Tapi aku yakin jika aku tidak bermimpi." Bertele-tele sekali si kucing garong satu ini.

"Kenapa memang?" Masih sabar. Suzy penasaran, jadi dia harus banyak sabar.

"Dia memposting sesuatu di statusnya dengan seseorang yang memberinya kue ulang tahun, lalu memegang-memegang wajahnya." Oke, penjelasan yang satu ini sungguh keji sekali.

"Mana? Aku ingin melihatnya!" Suzy dengan segala jiwa-jiwa penasarannya tentu saja ingin bukti. Memegang-megang yang bagaimana ini? Apa sesuatu yang memancing jiwa macannya untuk keluar?

"Jika aku tidak bermimpi dan jika dia belum menghapusnya, key." Merayap meraih ponselnya yang tergeletak di atas ranjang, Jiyeon mulai mencari-cari yang yang barusan dia katakan.

"Tapi kenapa tidak ada pemberitahuan padaku, ya?" Suzy bergumam heran. Benar juga bujan? Kenapa gitu loh?

"Ya sudah, kau masuk daftar pengecualian berarti."

"Tidak salah juga memang, hanya saja ya sudah lah. Mana?!"

"Makan itu!"

Oh hell yes, Kucing garong ini berbicara fakta. Sesosok manusia berjenis kelamin wanita yang sepertinya lumayan tinggi, berwajah cantik, dan senyum indahnya tengah memberikan seloyang kue ulang tahun pada Sehun. Dengan tulisan sebagai berikut :

"HBD sayang."

Oh jangan senang dahulu, masih ada lanjutannya ini.

Sehun yang berdiri di depan pintu dengan senyum merekah lebar bagai merek pasta gigi sejuta umat rakyat negara berkembang, menghembus lilin dengan angka 21 yang ada di atas kuenya.

Oh, killing partnya tertinggal. Jangan lupakan, telapak tangan mulus wanita itu yang bersemayam cantik di garis rahang Sehun.

Bloody hell, ini masih pagi dan Suzy sudah tertawa sekeras ini! Sungguh, dua hari belakangan ini hidupnya penuh drama sekali.

Syukur-syukur bukan drama azab kubur.

"Ugh, hbd sayang. Makan itu sayang!" Mengembalikan ponsel Jiyeon dan kembali berlanjut pada acara membabunya pagi ini. Kain setrikaannya tinggal sedikit lagi ngomong-ngomong.

Tanggung lah kalau ditinggal di saat sedang sayang-sayangnya.

Ehe.

"Bagaimana? Apa sabtu pagimu sudah membara?" Si setan ini memang pintar sekali memanaskan suasana.

"Lebih dari sekedar membara, rasanya aku mendapat energi tambahan untuk bertahan hidup." Balas Suzy tak mau kalah. Rakyat teladan warga rebahan mana mungkin galau-galau!

"Tapi bukannya lucu? Dia menyembunyikan statusnya untukku, tapi malah membiarkan kau!" Tunjuk Suzy membara pada punggung Jiyeon yang tengah berdandan ria di depan kaca. "Yang 95% hidupnya berada di sekitarku untuk tau?"

JustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang