Hurt

956 106 14
                                    

"Oi, dia pacaran dengan Irene sekarang?" Jiyeon datang dan langsung menyodorkan ponsel keluaran terbaru miliknya.

Suzy mengeryit heran. Dia? Dia siapa? Melirik sebentar pada layar ponsel Jiyeon dan... penyesalan terbesar dalam hidupnya datang begitu saja.

Dia.

Si Oh Sehun.

Kekasih Suzy,

Dulu... pada masanya. Sekarang tinggal kenangan saja. Miris.

Suzy menggerutu kesal saat Sehun yang menjabat sebagai kekasihnya, sekaligus merangkap sebagai kakak kelasnya dengan seenak dengkul menyuruhnya untuk menunggu di depan kelas si Tiang jemuran.

Bukannya apa-apa, hanya saja Suzy merasa bahwa ia di sini sebagai daging segar yang siap santap untuk para harimau kelaparan.

Mengerikan!

Dan keberadaan pria itu? Entah kemana yang jelas ia tak berada di sampingnya. Dan jujur saja itu membuat Suzy merasa tak nyaman.

Belum lagi dengan air hujan yang turun, ingin pergi ia takut basah, ingin tinggal ia takut pada senior-seniornya yang ada di sana.

Sret.

Menoleh ke samping dan ya, Sehun berdiri di sana. Memastikan apa yang terjadi di belakang sana dan ia menemukan salah satu seniornya yang mungkin saja berniat usil. Tapi gagal karena Sehun sudah lebih dulu berada di sisinya.

"Tidak ada kelas lagi?" Sehun bertanya dengan seluruh tubuh yang saat ini menghadap pada Suzy. Memperhatikan gadisnya yang hanya merengut kesal.

"Tidak, tadi jam terakhir." Cicit Suzy.

"Ingin aku antar pulang?"

"Tidak usah, aku bisa pulang sendiri. Lagian hujan masih terlalu deras."

Bukan niat menolak, hanya saja memang keadaannya yang seperti itu. Suzy juga bukan gadis manja yang harus diantar sana-sini. Dan lagi, Sehun juga masih ada kelas.

"Sunbae, aku duluan ya." Suzy pamit undur diri. Ada rasa terbebani yang hinggap di kedua pundaknya saat melihat tatapan dari teman-teman Sehun yang terasa menghujam punggungnya.

"Hati-hati di jalan, nanti malam aku hubungi."

Mengangguk pelan, Suzy perlahan berjalan menjauh dengan kepala tertunduk. Kebiasannya memang buruk!

"Terima kasih." Berbisik pada angin lalu dan berharap jika itu bisa sampai ke telinga Sehun.

Perhatian kecil yang Sehun berikan tadi, berefek dahsyat pada jantungnya. Ingin berterima kasih secara langsung, tapi gengsinya bahkan mengalahkan bulatan penuh lingkaran bumi.

Ego sialan!

Suzy tanpa sadar memutar memori lama saat ia masih menjadi pemilik hati Sehun waktu itu. Saat ia masih bebas mengatakan pada semua semua bahwa pria itu adalah miliknya seorang diri.

Dulu.

Menghela napas pelan, Suzy rasanya antara menyesal dan tidak menyesal memutuskan Sehun.

Kenapa?

Waktu itu, beberapa minggu sebelum Suzy memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Sehun, ia mengalami masalah keluarga. Dimana moodnya benar-benar hancur untuk waktu satu bulan penuh.

Di sana, Sehun tak henti-henti mengirim pesan padanya, menelfon juga bahkan. Tapi Suzy memilih untuk memalingkan muka, hanya menatap layar dengan pandangan penuh rindu.

JustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang