Gitar Merah Muda

498 63 5
                                    

"Sunbae, dimana?"

"Hm? Di kelas."

"Sibuk?"

"Tidak."

"Kita jadi belajar gitar?"

"On the way."

Suzy tersenyum manis. Jantungnya berdegub kencang, sungguh. Dia malu, tapi dia ingin.

"Ah, ya sudah. Lagian sunbae juga punyaku." Bergumam kecil, Suzy memeluk erat gitar merah mudanya dengan sayang. Gemas.

Dan lagi, ia juga ingin pamer pada mantan pacar pacarnya ini yang satu angkatan dengannya saat ini. Ah, berbelit? Pintar-pintar kalian saja lah.

Tok... tok... tok...

"Ada Bae Suzy?" Pria tinggi pucat berdiri di depan pintu dengan senyum tipis penuh keramahan miliknya.

"Sebentar." Bangkit dari duduknya, Suzy berjalan dengan menggandeng gitar miliknya untuk menghampiri Sehun. Kekasihnya yang sejak satu tahun terakhir selalu bersamanya.

"Ingin lagu apa?" Tanya Sehun setelah ia selesai meletakan gitar merah muda Suzy di atas pangkuannya. Menatap pada Suzy yang rasanya akan menyublim saja karena saat ini duduk terlalu dekat dengan Sehun.

"Apa yang mudah saja." Suzy tau jika skill menggitarnya masih terlalu noob, lebih baik ia minta yang gampang saja.

Tidak terlalu noob sebenarnya, jika menggitar pada kepalanya yang gatal tentu saja ia sudah ahlinya.

Ehe.

"Perhatikan, okey."

Mengangguk, Suzy mulai memperhatikan jari tangan Sehun yang mulai memetik senar gitar, begitu juga dengan jarinya yang sibuk mengganti kunci. Sungguh, semua terlihat begitu sempurna di mata Suzy. Belum lagi, cahaya mentari yang menyinari Sehun sekarang.

Oh my! Boleh aku berharap bahwa dia adalah jodohku?!

"Bagaimana?" Sehun bertanya seraya menyerahkan kembali gitar pada gadisnya. "Coba."

"Ugh, cara mengganti kuncinya? Aku tidak bisa jika harus mengganti kunci dengan cepat diiringi petikan gitar juga." Protes Suzy. Memindahkan si gitar pada pangkuannya lalu asal-asal memetik si senar panjang.

"Tidak harus cepat, yang penting jangan hentikan petikan senarmu." Jelas Sehun.

Sekarang ia yang memperhatikan Suzy memetik gitar, mendengarkan bagaimana gadis itu bernyanyi dengan pelan, lalu mata yang mengarah pada gitar di pangkuannya. Semuanya terlihat sempurna di mata Sehun. Dan lagi, cahaya mentari yang menyilaukan pada wajah gadisnya.

"Ugh, bagaimana?" Tanya Suzy. Menatap Sehun dengan wajah gembira dan penuh harap.

"Untuk pemula yang nilai awalnya adalah nol besar, kau bagus."

"Itu mencaci atau memuji?!" Kesal Suzy. Nilai awal nol besar?! Ya tidak salah juga memang, hanya saja jangan terlalu jujur bisa kan?

"Aku suka menyanjung seseorang lalu menghempaskannya begitu saja. Tapi dalam kasusmu, aku lebih suka menghempaskan dulu baru menyanjungmu."

Berdecih kesal, Suzy memalingkan muka. Dan ya, ajang balas dendamnya akan terlaksana sebentar lagi.

"Sunbae, bukannya itu mantan satu minggumu?" Suzy melirik pada teman seangkatannya yang memang kebetulan sekali tengah melintas tepat di hadapan mereka berdua.

Sehun? Jangan tanya! Sudah gondok dia itu. Mereka sudah sepakat untuk tidak membahas mantan. Tapi lihatlah si isi anak pensi mekanik ini, malah membawa-bawa mantannya saat ini.

"Heh, heh, kita sudah sepakat ya." Amuk Sehun. Meninju pelan lengan Suzy yang sukses menghasilkan aduhan sakit dari bibirnya.

"Sepakat apanya? Kasihan mantanmu, nanti dia cemburu." Makin menjadi saja Suzy akhirnya. Memeluk si gitar dengan erat lalu tertawa terbahak-bahak karena ulahnya sendiri.

"Bae Suzy, sumpah ya! Aku benar-benar membencimu!"

"Hahahahaha, silahkan. Benci aku sepuasmu."

.

"Sini gitarmu." Merebut paksa gitar Suzy. Sehun kembali memangku si langsing lalu memulai memetik asal senar gitar.

"Aku ada lagu untukmu, ingin dengar?"

"Boleh." 

Dan ya, semua mengalir begitu saja, Suara Sehun dan petikan gitarnya lalu matanya yang mengarah tepat pada Suzy. Sumpah, Suzy harus sering membuang muka jika tidak mau tertangkap basah sedang memerah saat ini.

"Bagaimana?"

"Bagus."

.

Wajah Suzy tertekuk kesal. Menatap Sehun yang saat ini tengah memasang wajah penasarannya dan dihadiahi dengan Suzy yang makin memberengut tak karuan.

"Ada apa?" Tanya Sehun pada akhirnya.

"Senar gitarku putus karena si Boy." Suzy mengadu dengan wajah lesu, tolong ya... itu bukan pribadinya, itu gitar milik kakaknya. Bisa dimakan kepala Suzy setelah ini.

"Gitarnya dimana?"

"Kelas."

"Ambil, biar aku pasangkan."

Dan dengan langkah lesu, Suzy kembali ke kelas untuk menjemput gitar pinjamannya. Hehe, lumayan ada waktu berdua lebih lama dengan Sehun.

"Ini."

Tunggu, ada yang aneh. "Kapan Sunbae punya senar gitar?" Seingat Suzy ya, tadi Sehun tidak membawa apa-apa selain badan saat bertemu dengannya. Dan ini kenapa bisa tiba-tiba ada senar gitar saja di tangannya?

"Sudah menyanggupi syarat calon suami siaga bukan?"

**

Suzy tersenyum kecil saat tatapannya tertuju pada sudut kamar dimana ada gitar merah muda yang dulu ia gunakan saat mengambil nilai ujian kelas sebelas dulu. Dan gitar yang membawanya pada kenangan manis bersama Sehun dulu.

Iya, dulu. Saat-saat dimana negara api belum menyerang bumi kita yang tentram ini.

"Aku merindukanmu sungguh."




END

HANYA SELINGAN

TIBA-TIBA KEINGAT MAS MANTAN YANG NGAJARIN MAIN GITAR DULU

JustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang